Search
Close this search box.

INDUSTRIAL RELATION MANAGEMENT

DESCRIPTION Industrial Relation atau lebih umum dikenal sebagai hubungan industrial merupakan bentuk kerjasama dan komunikasi antar personal dalam perusahaan. Hubungan industrial mempunyai fungsi strategis dalam menciptakan iklim kerja yang kondusif, aman dan nyaman. Oleh sebab itu, peran hubungan industrial perlu mendapatkan perhatian yang tepat sehingga berbagai permasalahan yang terjadi seperti masalah perburuhan ataupun serikat pekerja dapat diatasi karena permasalahan ini seringkali berdampak serius terhadap kegiatan operasional perusahaan. Iklim sehat dalam perusahaan yang dapat menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, baik pada pihak karyawan maupun pihak perusahaan sendiri, sehingga menciptakan ketenangan kerja bagi karyawan serta ketenangan usaha bagi pengusaha, yang otomatis mempengaruhi peningkatan produktivitas perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan keterampilan mengelola hubungan antara karyawan dan pihak perusahaan. Sebagai personil atau praktisi yang bertugas dalam hubungan industrial dituntut untuk lebih sinergis dalam menghadapi setiap permasalahan dan harus cepat beradaptasi pada setiap kondisi yang terjadi dalam perusahaan sehingga dapat tercipta hubungan industrial yang kondusif yang mendukung peningkatan produktivitas perusahaan. Mengingat pentingnya pengelolaan hubungan antara manajemen dengan karyawan ini, maka dibutuhkan pemahaman dan kompetensi yang memadai bagi SDM yang terlibat di dalamnya, yang antara lain dapat dilalui dengan mengikuti pelatihan ini, yang akan memberikan pemahaman kepada peserta agar dapat melaksanakan tugas di perusahaan seoptimal mungking guna mendukung peningkatan produktivitas perusahaan serta kondisi perusahaan yang kondusif. OBJECTIVE Memahami peran dan fungsi hubungan industrial dalam perusahaan; Memahami peran manajer dalam hubungan industrial; Memahami pokok-pokok hukum ketenagakerjaan berkaitan dengan peraturan-peraturan ketenaga kerjaan, hak dan kewajiban pekerja, hak dan kewajiban perusahaan, dsb. Mengelola hubungan industrial agar diperoleh hasil win-win solution COURSE OUTLINE Konsep dan fungsi Hubungan Industrial Kebertugasan Serikat Pekerja / Serikat Buruh di Perusahaan Peraturan terkait Serikat Pekerja Kerjasama & tantangannya Manajemen dan tantangan pelaksanaan pengelolaan tenaga kerja Mengelola hubungan industrial yang konstruktif dan produktif Perjanjian Kerja / Hubungan Kerja (PKWT & PKWTT) Outsourcing Pelatihan Kerja Pemagangan Peraturan perundang-undangan yang menyangkut Hubungan Industrial Undang-undang Peraturan Perusahaan (PP) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Perlindungan, Pengupahan & Kesejahteraan Lembaga Kerjasama di bidang Hubungan Industrial: Bipartit Tripartit PPHI Internal Relations Employee Relations Employee Communications: Forum Bipartite Keterampilan komunikasi dan teknik negosiasi dalam perundingan Opinion Survey External Relations Community Development Government/Associations Relations Perselisihan Hubungan Industrial & Penyelesaiannya Pemutusan Hubungan Kerja Ketentuan Pidana & Sanksi Administratif Diskriminasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing Wajib Lapor Ketenagakerjaan METHOD Presentation Discussion Case study

Tata Laksana Pergudangan

DESCRIPTION Sistem administrasi pergudangan yang baik berperan penting dalam melancarkan kegiatan perusahaan. Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan para peserta dapat lebih meningkatkan keterampilannya dalam mengelola administrasi gudang mulai dari melakukan pencatatan keluar masuknya barang hingga melakukan stock opname. COURSE OUTLINE 1. Pengantar Fungsi dan Peran Management Warehouse Jenis-jenis Store dan Warehouse 2. Warehousing System Receiving Storage Issuing Information 3. Store dan Warehouse Control Dokumentasi Informasi 4. Warehouse Element Storage dan Space Allocation Stock Rotation Storage System Handling Equipment Picking dan Despatching 5. Basic Inventory dan Store Control Re-order Point Phsycal Inventory Safety Stock Fixed Quantity Ordering Fixed Period Ordering The EOQ Control System Cycle Count 6. Physical Distribution Management Distribution Planning System Basic Factor Influence the Choice of Transport Mode 7. Material Knowledge Klasifikasi Material Teknik Baja dan Paduannya Baja Tahan Karat Baja Perkakas Logam Non Ferrous Material Non Logam Sifat Mekanik Bahan Pengujian Mekanik Material Struktur Mikro Material dan Observasinya Komparasi Material Metode Repair Beberapa Bahan Metode Pembentukan Beberapa Material METHOD Presentation Discussion Case study

Manajemen Pengelolahan Sampah

DESCRIPTION Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah telah mewajibkan pemerintah kabupaten/kota melakukan pengelolaan sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan, dengan larangan pengelolaan tempat pembuangan akhir sampah dengan sistim terbuka (open damping), yang banyak menimbulkan permasalahan lingkungan. Sampah adalah bahan buangan dari kegiatan manusia sehari – hari atau hasil samping dari aktivitas manusia yang sudah tidak digunakan. Volume sampah semakin besar jika tidak dapat dikelola dengan baik. Pelatihan manajemen pengelolaan sampah didesain selain memperoleh pengetahuan, juga mendorong meningkatkan personel dalam melakukan manajemen pengelolaan sampah sesuai dengan acuan peraturan yang  berlaku. COURSE OUTLINE Memahami Peraturan Terkait Dengan Pengelolaan Sampah Melakukan Identifikasi Sumber-Sumber Timbulan Sampah/ Limbah Padat Non-B3 Menentukan Tingkat Pencemaran Lingkungan Sebagai Dampak Dari Timbulan Sampah/Limbah Padat Non-B3 Mengidentifikasi Bahaya dalam Pengelolaan Sampah/Limbah Padat Non-B3 Melakukan Perencanaan Pengolahan Sampah/Limbah Padat Non B3 Menentukan Peralatan Pengangkutan dan Transportasi Sampah/Limbah Padat Non-B3 Study case dan diskusi METHOD Presentation Discussion Case study

Manajamen Kalibrasi

DESCRIPTION Kalibrasi adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari upaya menjamin mutu sebuah produk. Alat ukur yang terkalibrasi merupakan persyaratan mutlak untuk mencapai sasaran mutu sebuah produk. Meskipun demikian, dalam pengalaman penerapan sistem manajemen mutu sehari-hari, sering dijumpai pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti: Apakah alat yang telah dikalibrasi berarti sudah layak dipakai? Bagaimana menentukan syarat mutu sebuah alat ukur? Apakah timbangan di laboratorium jaminan mutu harus di tera? Bagaimana membaca sertifikat kalibrasi? Bagaimana manajemen seharusnya berperan dalam kalibrasi peralatan di plant? Seberapa sering alat ukur harus dikalibrasi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa disebut sebagai FAQ (Frequently Asked Question), namun seringkali tidak terjawab dengan tuntas. Terjawabnya pertanyaan tersebut akan memberi nilai tambah pada organisasi tempat Anda bekerja. OBJECTIVE Kalibrasi dan tera Pengertian ketidakpastian pengukuran Ketertelusuran pengukuran (metrology traceability of measurement) Interpretasi sertifikat kalibrasi Penentuan interval kalibrasi Penerapan sistem manajemen pengukuran (ISO 10012) di organisasi COURSE OUTLINE 1. Dasar-dasar Kalibrasi Pengantar Metrologi Definisi Kalibrasi dan Tera 2. Ketidakpastian Pengukuran dan Ketertelusuran Pengukuran Pengantar Ketidakpastian Pengukuran Aplikasi Ketidakpastian Pengukuran Kalibrasi dan Ketertelusuran Pengukuran 3. Interpretasi Sertifikat Kalibrasi 4. Penentuan Interval Kalibrasi 5. Aplikasi ISO 10012:2003; Measurement Management System – Requirement for Measurement Process and Measurement Equipment pada Organisasi METHOD Presentation Discussion Case study

Laboratory Tools Maintenance

DESCRIPTION Laboratorium adalah tempat untuk melakukan penelitian atau riset ilmiah, eksperimen dan juga pengukuran. Laboratorium dan peralatannya umumnya dibuat sedemikian rupa untuk memungkinkan dilakukannya aktivitas pengujian. Mengingat peran seorang laboran sangat penting dalam menunjang seluruh aktifitas di laboratorium, maka kemampuan dan kompetensinya penting untuk di tingkatkan, khususnya dalam perawatannya, karena peralatan termasuk asset perusahaan. COURSE OUTLINE Manajemen Resiko dalam Perawatan Peralatan Laboratorium Perencanaan dalam Perawatan Peralatan Laboratorium Sistem Manajemen Pemeliharaan Peralatan Laboratorium Sesuai dengan Standar ISO 17025 Aplikasi dan Contoh-contoh Penerapan Sistem Manajemen dalam Perawatan Peralatan Laboratorium Inspeksi, Pelaporan dan Dokumentasi Alat Ukur METHOD Presentation Discussion Case study

Kalibrasi Transmitter Elektrik

DESCRIPTION Berbagai standar mutu baik yang diperuntukkan bagi industri maupun laboratorium banyak mempersyaratkan kalibrasi alat ukur yang dilakukan secara rutin. Kalibrasi pengukuran adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui berapa nilai penunjukan yang sebenarnya dari alat ukur yang kita gunakan. Karena keakuratan sebuah alat ukur dapat menurun dari waktu ke waktu, kalibrasi dilakukan untuk memeriksa keakuratan instrument dan menentukan ketertelusuran pengukuran. Alat ukur yang menunjukkan besaran-besaran ukuran tertentu pada mesin-mesin industri seperti suhu, tekanan, laju alir dsb juga memerlukan kalibrasi secara berkala. Alat ukur machinery device seperti ini umumnya menggunakan transmitter elektrik. Transmitter adalah alat yang mengubah dan mentransmisikan nilai terukur dari suatu besaran dalam range tertentu kedalam sinyal yang dapat dibaca receiver atau ditampilkan dalam bentuk skala yang dipahami manusia. Kalibrasi transmitter elektrik seperti ini sedikit berbeda dengan kalibrasi peralatan laboratorium dan membutuhkan keahlian khusus. Training Electrical Metrology Calibration diperuntukkan bagi personil atau staf perusahaan yang terlibat atau bertanggung jawab dalam kegiatan kalibrasi transmitter elektrik pada mesin/ instrumen. Training yang dilakukan terdiri dari pemahaman teori dan kegiatan praktik kalibrasi transmitter elektrik. OBJECTIVE Memungkinkan organisasi memenuhi persyaratan standar atau sistem manajemen mutu tertentu Menjamin tingkat akurasi dan presisi pembacaan alat ukur Meningkatkan ketertelusuran instrumen Menunjang pengendalian produksi yang baik Menjamin pembuatan laporan berdasarkan data akurat Meningkatkan kepercayaan klien terhadap organisasi COURSE OUTLINE Pengenalan dasar Electrical Metrology Sensor dan sistem pengukuran umum Fisika sensor dasar (RTD, Thermocouple, NTC Resistor, Strain gauge, Piezo crystal, LVDT, Hall sensor, Photo diode) Teknik sensing (Bridge, metode four points, Relaxation Oscillator) Transmitter (pemancar) Level transmitter Flow transmitter Pressure transmitter Load Cell Temperature transmitter METHOD Presentation Discussion Case study

Geoteknik untuk Perencanaan Lereng Penambangan

DESCRIPTION Geoteknik merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki untuk seorang perancangan baik tambang bawah tanah maupun tambang terbuka. Tuntutan produksi tambang mengharuskan seseorang perancangan tambang harus memiliki dasar-dasar mekanika batuan dan geoteknik, tanpa kedua ilmu tersebut maka hasil perancangan kurang bisa dipercaya keakuratan. Untuk menjembatani permasalahan tersebut maka di perusahaan tambang ada suatu seksi geoteknik, seksi ini merupakan adalah seksi yang amat vital untuk menangani semua kegiatan penambangan yang berkaitan dengan proses perancangan tambang. OBJECTIVE Memberikan dasar pengetahuan mengenai tanah dan batuan berkaitan dengan proses perancangan tambang baik tambang dalam maupun tambang terbuka. Memberikan pengetahuan struktur geologi terapan. Memberikan metode pengujian sifat fisik dan mekanik batuan. Memberikan metode karakterisasi massa batuan. Memberikan analisis stabilitas lereng dan perancangan lereng. Memberikan metode pemantauan lereng dan analisis hasil pemantauan lereng. COURSE OUTLINE Jenis Metode Penambangan Tambang Terbuka Tambang Dalam Stabilitas Lereng Lereng Penambangan Lereng Timbunan Lereng Tanah Lereng untuk Sarana dan Prasarana Batuan dan Tanah Batuan Tanah Struktur Geologi Karakteristik Bidang Ketidakmenerusan Cara Pengukuran Bidang Ketidakmenerusan Analisis Stereografis Penentuan Orientasi Penentuan Kondisi Bidang Ketidakmenerusan (Kekasaran, Kekerasan, Persistensi, Pelapukan, Penentuan Lebar Celah dan Material Pengisi) Penentuan Kondisi Air Tanah Prosedur Perhitungan Rock Quality Designation Jenis Longsoran Busur Bidang Baji Toppling Pengujian Laboratorium Sifat Fisik Sifat Mekanik Klasifikasi Massa Batuan Analisis Stabilitas Lereng Keseimbangan Batas Finite Element Pemantauan METHOD Presentation Discussion Case study

Inventory and Warehouse Management

DESCRIPTION Pengelolaan fungsi gudang yang baik sangat berperan penting dalam kesuksesan suatu perusahaan. Oleh karena itu, keterampilan dalam mengelola gudang yang efektif dan efisien perlu dipahami supaya fungsi gudang dapat lebih ditingkatkan. Selesai mengikuti kursus diharapkan peserta dapat memahami pentingnya pengelolaan inventory yang efisien dan efektif sebagai unsur penunjang operasi, mampu merencanakan & mengendalikan inventory untuk menjamin kontinuitas operasi pada tingkat biaya yang optimum, mampu mencegah pemborosan inventory serta mampu merencanakan pengadaan inventory, mengelola inventory secara optimal sebagai jaminan kelangsungan operasi perusahaan. COURSE OUTLINE Konsep Manajemen Strategic dalam Pengelolaan Warehouse Manajemen dan Security Warehouse Sistem Administrasi Operasional Warehouse Material Handling Cross Docking Receiving & Put Away Sistem dan Penerapan Manajemen Logistic Operasional dan Pengendalian Logistic Advance Inventory Management Turn Over Stock Cover Inventory Cycle Inventory Planning and Control Analisis Data dan Klasifikasi ABC Inventory Cost & Economic Order Quatity (EOQ) Material Requirement Planning Sistem Kanban dan Just In Time METHOD Presentation Discussion Case study

Oracle Introduction to SQL

DESCRIPTION Pelatihan ini membahas konsep dan pemahaman praktis untuk penulisanstatement dan perintah-perintah SQL yang merupakan pondasi untukmempelajari teknik SQL lebih lanjut di Oracle yaitu PL/SQL. PerintahSQL yang dibahas mencakup kelompok perintah DDL, DML, dan DCL yangberguna untuk melakukan Query; manipulasi data; hingga pembuatan danmodifikasi object-object database. Dalam training ini juga dibahas tentang konsep RDBMS (RelationalDatabase Management System); serta penggunaan SQL Developer dan SQLPlus sebagai tools untuk ekseskusi Query dan management objectdatabase. COURSE OUTLINE Relational Database Systems and Oracle Introduction to SQL and SQL Developer Data Definition Data Retrieval Data Retrieval Functions Data Manipulation Multiple Tables and Aggregation Data Retrieval Advanced Features Views SQL Plus Basics and Scripting Object-Relational Features METHOD Presentation Discussion Case study

IT Service Management (ITSM)

DESCRIPTION This course aims at raising individual’s understanding of, and competence in IT Service Management as described in the best practice or best framework such as in ITIL. This course provides IT Managers and Practitioners with a practical understanding of the key concepts, principles, processes and functions that enables successful IT Service Management provision. It also prepares delegates for the ITIL Foundation Certificate Examination. The course is based on the ITIL best practice service lifecycle approach. The purpose of this IT Service Management  to help the delegates  to define Service and to comprehend and explain the concept of Service Management as a practice, and moreover is to certify that the candidate has gained knowledge of the ITSM terminology, structure and basic concepts and has comprehended the core principles of ITSM practices as referenced in the ITIL. OBJECTIVE Describe the concept of Good PRACTICE Define and explain the concept of a SERVICE Define and explain the concept of SERVICE MANAGEMENT Define and distinguish between FUNCTIONS, ROLES and PROCESSES Explain the PROCESS model List the characteristics of PROCESSES (Measurable, Specific results, CUSTOMERS, and Responds to a specific event) and specifically able to: Briefly explain the Service Lifecycle Describe the structure, scope, components and interfaces of the ITIL Library Account for the main goals and objectives of Service Strategy Account for the main goals and objectives of Service Design Briefly explain what value Service Design provides to the business Account for the main goals and objectives of Service Transition Briefly explain what value Service Transition provides to the business Account for the main goals and objectives of Service Operations Briefly explain what value Service Operation provides to the business Account for the main goals and objectives of Continual Service Improvement Briefly explain what value Continual Service Improvement provides to the business COURSE OUTLINE Introduction Service Management as a Practice Service Lifecycle Processes covering Service Strategy, Service Design, Service Transition, Service Operation and Continual Service Improvement Generic Concepts and Definitions Workshop/Case Study I in ITSM (ITIL V3) Key Principles and Models covering Service Strategy, Service Design, Service Transition, Service Operation and Continual Service Improvement Functions Framework  Exercise I (ITILV3) Roles Key Principles and models of ITSM: The types of service provider The five major aspects of Service Design The service V model The Continual Service Improvement model Technology and Architecture Revision Mock Examination METHOD Presentation Discussion Case study

Hydraulic and Pneumatic System

DESCRIPTION Peralatan hidrolis dan pneumatis adalah peralatan penghantar daya atau tenaga dengan menggunakan wahana fluida cair (hidrolis) atau gas (pneumatis). Umumnya sistem peralatan hidrolis menggunakan minyak sebagai wahana penghantar daya berbeda halnya dengan udara yang digunakan pada sistem pneumatis. Tenaga yang dihasilkan oleh kedua sistem itu dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan antara lain untuk mendorong aktuator. Secara umum sistem hidrolis dan pneumatis terdiri atas pembangkit tekanan (pompa untuk sistem hidrolis atau kompresor untuk sistem pneumatis), perpipaan, katup-katup pengendali (control valve) dan aktuator. OBJECTIVE Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan aplikasi dari sistem hidrolis dan pneumatis sehingga para peserta paham tentang dasar-dasar konstruksi, cara pengoperasioan dan pemeliharaannya. COURSE OUTLINE Introduction of mechanical power transmission Basic of fluid and gas dynamics Design of hydraulics and pneumatics system Symbol of hydraulics and pneumatics according to ISO 1219 – 1 Symbol of Single, double and rotary actuator Symbols of Valve Manual Control, Semi Automatic Control and Fully Automatic Control Circuit Sequential Control Logic Function Feedback Methode Maintenance Manjemen maintenance Trouble shooting Problem solving METHOD Pre-test Presentation Discussion Case study Post-test

Pengawas Operasional Pertama Pertambangan (POP)

DESCRIPTION Pengawas operasional dan pengawas teknis pertambangan mempunyai peran yang sangat penting dalam operasi pertambangan, dimana para pengawas pertambangan yang membawahi langsung para karyawan tingkat pelaksana, diwajibkan untuk mengetahui tugas dan tanggung jawabnya, serta mempunyai ketrampilan yang memadai dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas pertambangan. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Nomor 555.K/26/M.PE/1995, pasal 11, 12 dan 13, yang menyebutkan bahwa Kepala Teknik Tambang (KTT) dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dibantu oleh Para Petugas, yaitu para Pengawas Operasional dan Pengawas Teknis Pertambangan. yang bertanggung jawab kepada KTT. Untuk memenuhi persyaratan kompetensi tersebut, diperlukan Training POP (Pengawasan Operasional Pertambangan) yang memadai, sehingga peserta pelatihan dapat memenuhi standar kompetensi yang diperlukan COURSE OUTLINE 1. Peraturan Perundangan K3 Pertambangan Peraturan K3 dalam industri Pertambangan dan Ijin kerja di Pertambangan Tanggung jawab Pengawas Operasional dan Pengawas Teknis Pertambangan 2. Dasar-Dasar Lingkungan Pertambangan Pengenalan terhadap dampak lingkungan pertambangan yang perlu dikendalikan Dasar-dasar pengelolaan lingkungan di industri pertambangan Reklamasi Pertambangan dan Air Asam Tambang 3. Identifikasi Bahaya Penilaian Resiko dan Pengendaliannya (Hazard Indentification, Risk Assessment and Risk Control) Pengenalan terhadap tipe-tipe bahaya, meliputi bahaya fisika, kimia, biologi, mekanik, kelistrikan, ergonomik dan lingkungan kerja. Cara melakukan identifikasi terhadap bahaya, menilai resiko dan langkah-langkah pengendaliannya di dalam industri pertambangan. 4. Analisis Keselamatan Pekerjaan (AKP)/Job Safety Analysis (JSA) Pengertian JSA Tahapan pembuatan JSA Praktek Pembuatan JSA dan Penggunaan JSA 5. Teknik Inspeksi dan Observasi Pengertian Inspeksi dan perlunya dilakukan Inspeksi Tanggung jawab dalam pelaksanaan Inspeksi Teknis Inspeksi dan Observasi 6. Pertemuan K3 (Safety Meeting) Pengertian Pertemuan K3 (Safety Meeting K3) Jenis-jenis Pertemuan K3 Teknik melakukan Pertemuan K3 Praktek pembuatan bahan pertemuan K3 dan Pelaksanaan Pertemuan K3 Sesi 7. 7. Kecelakaan (Incident Investigation) Pengertian Kecelakaan Sebab-sebab kecelakaan Tanggung jawab pengawas pertambangan dalam kecelakaan Pencegahan kecelakaan Kerja Teknik melakukan pemeriksaan kecelakaan. Membuat tindakan perbaikan dari hasil pemeriksaan kecelakaan Laporan kecelakaan 8. Tanggung gugat K3 (Safety Accountability) bagi Para Pengawas Operasional Pengertian tanggung jawab dan tanggung gugat mengawas operasional Membuat program program keselamatan bagi para pengawas pertambangan agar tanggung gugatnya dapat terukur Komunikasi bagi pengawas pertambangan supaya berhasil dalam pengawasan Kepemimpinan Keselamatan bagi pengawas operasional METHOD Presentation Discussion Case study

Contact Us

If you have any questions, send us a message!

Ready to Grow? Talk to an Expert Today!