Pelatihan ini dirancang untuk membantu institusi perbankan membangun dan
memperkuat budaya risiko (risk culture) yang efektif sebagai fondasi tata kelola risiko
yang sehat. Peserta akan mempelajari bagaimana budaya risiko memengaruhi proses
pengambilan keputusan, perilaku individu, kualitas kontrol internal, dan kepatuhan
terhadap regulasi. Pelatihan ini juga memberikan pemahaman mendalam mengenai
bagaimana organisasi dapat mengidentifikasi gap budaya risiko, mengukur maturity
level, serta mengembangkan strategi peningkatan yang terarah dan berkelanjutan.
Selain pemahaman teoretis, pelatihan ini menekankan penerapan praktis melalui
studi kasus, simulasi, dan analisis pola risiko berbasis perilaku di lingkungan perbankan.
Peserta akan dibimbing untuk menyusun roadmap pembangunan risk culture yang
terintegrasi dengan strategi bisnis, tata kelola, dan proses manajemen risiko yang ada.
Dengan pendekatan holistik, peserta diharapkan mampu menginternalisasi nilai-nilai
risiko sehingga mampu mendorong organisasi menjadi lebih adaptif, resilient, dan
compliant terhadap standar industri serta regulasi otoritas keuangan.
OBJECTIVE
- Memahami konsep dan urgensi penerapan risk culture dalam institusi perbankan.
- Mengidentifikasi pilar dan indikator utama pembentuk budaya risiko.
- Mengembangkan kemampuan menganalisis maturity level budaya risiko organisasi.
- Meningkatkan kompetensi dalam merancang strategi, program, dan intervensi untuk memperkuat budaya risiko.
- Mampu mengintegrasikan risk culture dengan risk governance, risk appetite, dan proses manajemen risiko lainnya.
- Menguasai teknik evaluasi risk culture dan penerapan continuous improvement.
- Mendorong perubahan perilaku dan pola pikir karyawan dalam pengelolaan risiko.
COURSE OUTLINE
A. Pendahuluan Risk Culture di Industri Perbankan
- Definisi, urgensi, dan tantangan penerapan risk culture
- Dampak risk culture terhadap efektivitas manajemen risiko dan kinerja organisasi
- Regulasi dan standar internasional: Basel, OJK, ISO
B. Pilar Utama Risk Culture
- Leadership & Governance
- Peran Board of Directors, Komisaris, dan Executive Management
- Tone from the top & tone from the middle
- Risk Appetite & Risk Awareness
- Integrasi dengan strategi dan proses bisnis
- Accountability & Ownership
- Pembagian peran 3 Lines of Defense
- Communication & Learning
- Pola komunikasi risiko yang efektif
- Edukasi dan pelatihan berkelanjutan
C. Risk Culture Maturity Assessment
- Kerangka penilaian tingkat kematangan budaya risiko
- Penggunaan indikator kuantitatif & kualitatif
- Teknik pengumpulan data: survei, wawancara, observasi perilaku
- Benchmarking internal & eksternal
D. Behavioural Risk Analysis
- Identifikasi pola perilaku berisiko di organisasi
- Faktor psikologis, lingkungan kerja, dan insentif
- Studi kasus perilaku risiko di industri perbankan
E. Strategi Penguatan Risk Culture
- Penyusunan roadmap dan program intervensi
- Integrasi nilai risiko ke dalam kebijakan HR (rekrutmen, KPI, reward & punishment)
- Pengembangan risk ambassador dan champion program
- Penguatan saluran komunikasi risiko strategis
F. Integrasi Risk Culture dengan Risk Management Framework
- Keterkaitan risk culture dengan ERM, ICAAP, dan RCSA
- Risk appetite dalam operasional sehari-hari
- Alignment dengan kontrol internal dan compliance
G. Monitoring, Evaluasi, dan Continuous Improvement
- Metode pengukuran efektivitas budaya risiko
- Analisis root cause ketidaksesuaian perilaku
- Model continuous improvement & reporting ke manajemen puncak
H. Studi Kasus dan Workshop
- Analisis kasus kegagalan risk culture di bank global
- Latihan penyusunan risk culture roadmap untuk organisasi masing-masing
- Role-play pengambilan keputusan berbasis risiko
