Search
Close this search box.

Internal Audit : A Step by Step Guideline for Auditor

Internal Audit : A Step by Step Guideline for Auditor

Pelatihan Internal Audit: A Step by Step Guideline for Auditor ini memberikan bekal bagi para peserta dalam melakukan fungsi internal audit mulai dari membuat perencanaan, hingga membuat laporan dan rekomendasi audit dengan pendekatan praktis dan konseptual. Pelatihan ini juga membahas teknik mengelola hasil temuan dan teknik wawancara. Memahami peran dan proses internal audit Menguasai teknik praktis dalam mendapatkan informasi akurat dengan teknik wawancara Memahami bagaimana menetapkan tujuan audit dan perencanaan audit internal Memastikan tingkat kepatuhan dan keterkaitan dengan kebijakan perusahaan, PSAK, perpajakan dan lainnya Menguasai teknik dalam membuat rekomendasi audit Mengelola dan meyakinkan hasil temuan dan rekomendasi audit The Internal Audit Environment Management Responsibilities of an Internal Audit Function Standards for the Professional Practice of Internal Auditing The Similarities and Differences between Internal Auditing and External Auditing The Various Types of Internal Audits The Principles of Effective Internal Auditing The Principles of Effective Audits Compliance, Substantive, and Operational Tests Calculation of Audit Risk Analytical Review, Confirmations, Reperformance, Observation and Inquiry, Inspection, and Other Types of Audit Evidence Developing Achievable Audit Objectives Concept of Internal Audit Strategies to the Audit Planning Process Long-Term Audit Plan Using Internal Control-Based Risk Assessment Audit Plan and Preparing an Audit Planning Memorandum Principles of Internal Control Internal Controls and the Audit Process Control: Concepts and Responsibilities Documenting and Evaluating Internal Control Systems Basic and Detailed Information of the Audit Process Planning the Audit Gathering Background Information (BIG) Understanding and Documenting the Work Process Developing Process Flow Diagrams and Process Maps Completion of Audit Internal Controls Documentation Matrix Finalizing the Audit Objectives Audit Evidence and Audit Workpapers Performing Analytical Reviews and Testing Compliance and Substantive Testing Selection of Appropriate Testing Method Overview of Statistical Sampling Techniques Determining the Objectives and Developing the Sampling Plan Attribute Sampling Techniques and Extrapolating the Results Ensure Audit Workpapers Support Audit Conclusions and Recommendations Conducting Audit Interviews Planning Interviews Framework for Planning, Conducting, and Evaluating Interviews Overcoming Resistance Conflict Management Effective Listening Note Taking in a Non-Threatening Environment Getting to “Yes” Confidentiality of Information Selling Your Recommendations to Management Developing Control-Based Audit Recommendations Effectively Using Interim Audit Memorandum Issuing Audit Reports Providing a “Balanced” Audit Report Structuring the Report as an Effective Management Tool

Disaster Recovery and Business Continuity Mengelola dan Mitigasi Risiko Bisnis Bank dari Bencana

Disaster Recovery and Business Continuity Mengelola dan Mitigasi Risiko Bisnis Bank dari Bencana

Bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu, industri keuangan dan perbankan memerlukan Disaster Recovery Plan (DRP) untuk memastikan kelangsungan operasional ketika bencana terjadi. Keberadaan backup data center menjadi sangat penting dalam menjaga kelangsungan bisnis. Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang standar operasional penanggulangan bencana, perencanaan, serta implementasi sistem pemulihan dan kontinuitas bisnis berdasarkan praktik terbaik dan standar internasional seperti ISO 22301. Memahami konsep dasar penanggulangan dan pemulihan bencana dalam sektor perbankan Mengetahui prosedur manajemen insiden dan mekanisme pemulihan sistem informasi Mampu menyusun dokumen Disaster Recovery Plan (DRP) yang komprehensif Memahami prinsip Business Continuity Management System (BCMS) Menguasai persiapan hingga implementasi standar ISO 22301 Konsep Dasar Penanggulangan dan Pemulihan Bencana Definisi dan penyebab bencana Manajemen darurat dan mitigasi Perencanaan penanggulangan dan pemulihan bencana Pengelolaan Penanganan Insiden/Bencana dalam Sistem Informasi Identifikasi dan manajemen risiko Perlindungan fasilitas dan infrastruktur TI Mekanisme backup dan restore Pembuatan Incident Response Sistem Informasi Pemulihan data dan sistem Koordinasi tim respons insiden Konsep Dasar Data Center dan Disaster Recovery Center (DRC) Peran DRC dalam keberlanjutan layanan Metodologi Backup Pencadangan sistem dan data Pemilihan metode dan frekuensi pencadangan Penyusunan Dokumen Disaster Recovery Plan (DRP) Template dan format standar Workshop penyusunan DRP Prinsip dan Konsep Business Continuity Tujuan jangka pendek dan panjang BC Identifikasi fungsi bisnis kritikal dan potensi gangguan Peran dan tanggung jawab dalam BCMS Pemahaman ISO 22301 dan Sertifikasinya Langkah dan persyaratan penerapan ISO 22301 Emergency response dan crisis management Crisis communication dan strategi pemulihan Desain dan implementasi BCMS Sosialisasi, pelatihan, dan pengujian BCMS Memelihara sertifikasi ISO 22301 Best Practice dan Studi Kasus Analisis keberhasilan dan kegagalan implementasi BCMS di sektor perbankan

Comprehensive Enterprise Risk Management

Comprehensive Enterprise Risk Management

Manajemen risiko perbankan dapat dibagi dalam dua aktivitas pokok, pertama, pengelolaan risiko (managing risk) dan kedua, menyediakan modal untuk menutup risiko residual setelah upaya pengelolaan risiko dilakukan. Krisis perekonomian global berdampak pada tingginya risiko operasional perusahaan. Dalam rangka meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) terkait dengan pengendalian risiko khususnya risiko operasional. Risiko operasional dapat bersumber dari Sumber Daya Manusia (SDM), proses internal, sistem dan infrastruktur, serta kejadian eksternal. Pengendalian risiko operasional sangat diperlukan untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau kejadian eksternal. Seluruh divisi dan satuan kerja Bank telah dibekali sistem pengendalian dan mitigasi risiko operasional untuk memastikan bahwa transaksi dan aktivitas telah dilaksanakan dengan akurat, efisien, dan tepat waktu. Kegagalan dalam mengelola risiko operasional ini juga akan berdampak pada risiko sistemik. Dengan demikian, risiko operasional (salah satu risiko yang disyaratkan oleh regulator untuk dikelola) wajib untuk diidentifikasi, diukur, dimonitor dan dipantau. OBJECTIVE Memahami definisi dan cakupan dari risiko operasional Mempelajari bagaimana bank mengelola risiko operasional (kebijakan risiko operasional, metodologi dan infrastruktur) Memahami cara mengidentifikasi, mengukur, memonitor dan memantau risiko operasional Melakukan Risk Assessment dan memitigasi risiko operasional COURSE OUTLINE Pengertian tentang Risiko dan Risk Assessment COSO Enterprise Risk Management Integrated Architecture Organisasi dan Sumber Daya Manajemen Risiko Risk/Control Self-Assessment (RCSA) Tata cara mengidentifikasi risiko operasional Pendekatan-pendekatan dalam penyusunan RCSA Tata cara melakukan assessment risiko operasional dan kontrolnya Menyusun action dan monitoring pemenuhan action plan tersebut Simulasi RCSA workshop Penyusunan Kertas Kerja RCSA Reporting ke Manajemen Key Risk Indicators (KRI) Dasar dan cakupan Risiko Pemahaman dasar KRI Identifikasi dan penetapan KRI Simulasi Pemahaman Early Warning System (EWS) Integrasi Manajemen Risiko dengan Manajemen Kinerja Membangun EWS dengan KRI Menyusun kertas kerja EWS dengan KRI Risk Response and Monitor Study Case, Diskusi dan Simulasi

Corporate Plan yang Selaras dengan Transformasi BPD dan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan

Corporate Plan yang Selaras dengan Transformasi BPD dan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan

Corporate Plan adalah instrumen yang digunakan untuk mengatur strategi jangka panjang organisasi dalam mencapai tujuannya, seperti rencana pertumbuhan bisnis dan volume penjualan. Corporate Plan lebih menekankan pada penggunaan sumber daya internal dan pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi. Bank Pembangunan Daerah (BPD) perlu bertransformasi karena terdapat beberapa permasalahan mendasar yang perlu dibenahi secara struktural, yakni: Kontribusinya terhadap pembangunan daerah masih rendah, yang tercermin dari relatif kecilnya pangsa kredit produktif yakni baru mencapai 26%. Tata kelola, sumber daya manusia, manajemen risiko, dan infrastruktur yang belum memadai yang memicu peningkatan kredit bermasalah pada segmen produktif. Daya saing BPD masih rendah karena produk dan mutu pelayanan belum memadai. Visi Program Transformasi BPD adalah menjadi bank yang berdaya saing tinggi dan kuat, serta berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan. Melalui Program Transformasi, diharapkan BPD akan menjadi pemimpin di daerahnya dan sebagai grup bank terbesar, terbaik, dan terkuat di industri perbankan nasional. Hal tersebut selaras dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang penerapan keuangan berkelanjutan dalam POJK No.51/POJK.03/2017. Keuangan berkelanjutan (sustainable finance) merupakan praktik industri keuangan yang mengedepankan pertumbuhan berkelanjutan dengan menyelaraskan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Introduksi Corporate Plan (CP) Pengertian Umum CP Kerangka Kerja dan Siklus CP Proses Penyusunan CP Substansi CP Implementasi CP Jaring Aspirasi Stakeholders (JAS) Identifikasi Stakeholders Metode JAS Tips Pelaksanaan Dengar Pendapat Publik Menyiapkan JAS Survey Kepuasan Nasabah (SKN) Pengertian, Orientasi, Sasaran dan Fokus SKN Manajemen Kepuasan Nasabah Mengukur Kepuasan Nasabah Metode SKN Tim Survey dan Instrumen SKN Pengolahan Data SKN Perumusan Visi, Misi dan Ukuran Keberhasilan Pengertian Visi dan Misi Aspek-aspek dalam perumusan Visi dan Misi Kriteria Visi dan Misi Proses Perumusan dan Penetapan Visi dan Misi Ukuran Keberhasilan (Key Performance Indicator) Visi dan Misi Analisis Kinerja Perusahaan Analisis Kinerja Keuangan Analisis Pasar Analisis SWOT Penetapan Sasaran dan Inisiatif Strategi Penyusunan Program Multi Tahun Sistem Penyusunan Program Multi Tahun Langkah-langkah Penyusunan Program Multi Tahun Penyusunan Proyeksi Finansial Proyeksi Neraca Proyeksi Laba Rugi Proyeksi Arus Kas Implementasi Program Transformasi BPD Foundation Building Growth Acceleration Market Leadership Overview POJK No 51/POJK.03/2017 Delapan Faktor Penentu sebagai Dasar Penerapan Tujuan dan Prioritas RAKB Langkah-langkah dan Kunci Sukses Penerapan Aksi Keuangan Berkelanjutan Pengujian Penerapan GCG, Manajemen Risiko, dan Kepatuhan Terkait Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan Manfaat Penerapan GRC Capability Model OCEG versi 3.0 dalam Pembuatan RAKB Strategi Penggunaan GRC dalam Aksi Keuangan Berkelanjutan dengan GRC Capability Model OCEG versi 3.0

Metode Evaluasi Tenaga Kerja Outsourcing

Metode Evaluasi Tenaga Kerja Outsourcing

Kita sadari bahwa ketatnya persaingan tampaknya tidak memberikan banyak pilihan bagi perusahaan di seluruh penjuru dunia. Perusahaan dituntut untuk mampu memberikan layanan yang baik dan cepat, berkualitas namun dengan harga terjangkau sedangkan tidak menentunya kondisi ekonomi juga menuntut setiap perusahaan berpikir keras untuk menemukan cara-cara yang efisien dalam pengelolaannya agar tetap memperoleh laba di sisi yang lain. Oleh karena itu pula Bagian Human Resources Development (HRD) semestinya memiliki strategi strategi perencanaan dan pengelolaan SDM yang handal dan mampu menjawab kebutuhan perusahaan. Beberapa perusahaan tampaknya telah menyadari bahwa SDM merupakan asset dan modal yang luar biasa bagi pengembangan organisasi di masa yang akan datang namun tak dapat dipungkiri, bahwa biaya pengelolaannya pun tak kalah besar. Oleh karena itu pula, adanya penyedia jasa tenaga kerja atau sering disebut Outsourcing menjadi pilihan yang dipandang cukup strategis bagi perusahaan dimana akan banyak menghemat biaya perekrutan dan pengelolaan SDM. Namun, meskipun para karyawan outsourcing ini telah dikelola oleh vendor masing-masing hendaknya perusahaan tak lepas dari sebuah tanggung jawab dalam mengelola kerjasama dengan pihak vendor untuk menghindari permasalahan. Banyak vendor belum mampu menangkap kebutuhan kompetensi perusahaan yang kemudian menyebabkan turn over yang cukup tinggi yang mampu mempengaruhi kinerja perusahaan. Atau isi perjanjian yang kurang mengakomodir kebutuhan kedua belah pihak. Belum lagi perilaku baik kedisplinan maupun nilai-nilai dari para karyawan yang tampaknya menjadikan situasi kerja kurang kondusif. Pengelolaan vendor terhadap para karyawan yang dapat juga menyebabkan menurunnya kinerja mereka di dalam perusahaan atau persoalan-persoalan lain yang hendaknya resiko-resiko tersebut dapat dipahami dan dihindari jika perusahaan memiliki pengetahuan yang cukup bagaimana mengelola kerjasama dengan vendor outsourcing. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta mengenai aturan dan hukum terkait tenaga outsourcing Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta bagaimana merencanakan dan menyelenggarakan penyerahan pekerjaan yang baik dan benar kepada vendor Memberikan pengetahuan dan kemampuan terkait bagaimana membangun kerjasama dengan pihak vendor, menyusun surat perjanjian dan melakukan evaluasi kepada vendor Memberikan pengetahuan dan kemampuan kepada peserta terkait bagaimana melakukan analisa biaya untuk penyelenggaraan outsourcing Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada perserta terkait Hubungan Industrial antara perusahaan, vendor dan karyawan outsourcing Dasar Hukum Outsourcing Syarat Penyerahan Pekerjaan Melalui Pemborongan Pekerjaan Syarat Penyerahan Pekerjaan kepada Perusahaan Penyedia Tenaga Kerja Bentuk Perjanjian Kerja Pengertian Outsourcing Jenis-jenis Outsourcing Bentuk Hubungan Kerja Sifat Strategis Outsourcing Tahapan Proses dalam Outsourcing Analisa Biaya Kasus-kasus Outsourcing dan Model Penyelesaiannya Evaluasi Kinerja Outsourcing Hubungan Industrial dalam Outsourcing Bagaimana Meminimalisir Ketidaksesuaian antara Kebutuhan Kompetensi dan Nilai-nilai Budaya Perusahaan dengan Karyawan yang Direkomendasikan oleh Vendor

CLIMATE RISK MANAGEMENT & SCENARIO ANALYSIS PERBANKAN

CLIMATE RISK MANAGEMENT & SCENARIO ANALYSIS PERBANKAN

Melaksanakan pengawasan yang efektif untuk menjaga ketahanan Bank terhadap dampak negatif risiko perubahan iklim Memastikan bahwa Bank memiliki pemahaman yang kuat tentang dampak risiko iklim untuk dapat menjelaskan strategi bisnis dan pengelolaan risikonya kepada seluruh pemangku kepentingan. Mengintegrasikan risiko terkait dampak perubahan iklim ke dalam kerangka pengendalian internal dalam tiga lini pertahanan (Three Lines of Defense) untuk memastikan identifikasi, pengukuran, dan mitigasi risiko terkait iklim dilakukan dengan tepat, komprehensif, dan efektif Mengintegrasikan potensi dampak signifikan atau material atas risiko terkait dampak perubahan iklim ke dalam strategi bisnisnya, sehingga dapat memperkuat ketahanannya, melakukan mitigasi risiko, dan mendorong transisi yang diperlukan dengan lebih baik. Mengelola dan mengintegrasikan risiko terkait iklim khususnya jika dianggap berdampak signifikan ke dalam kerangka kerja manajemen risikonya dengan persetujuan dari seluruh dewan direksi. Meningkatkan kemampuannya dalam membangun dan mengembangkan data, alat, serta metodologi secara efektif sehingga dapat mengidentifikasi risiko terkait dampak perubahan iklim yang dianggap signifikan Mempertimbangkan risiko terkait iklim sebagai bagian dari penilaian risiko secara keseluruhan untuk mengidentifikasi dan mengukur dampak risiko akibat perubahan iklim yang dianggap signifikan Panduan Teknis Climate Risk Stress Testing Tahun 2024 Kerangka Stress Test Dampak Risiko Perubahan Iklim dan Lingkungan Transmisi Aspek Risiko Iklim dalam Kerangka Kerja Manajemen Risiko Spesifikasi Skenario Iklim dan Makroekonomi Sensitivities-Based Method Perhitungan Beban Modal untuk Default Risk Capital (DRC) Perhitungan Beban Modal untuk Residual Risk Add-On (RRAO) Credit Valuation Adjustment (CVA) Kesiapan Implementasi CRMS, Integrasi Risiko Iklim, dan Kewajiban Pengungkapannya di Perbankan Risiko Transisi Risiko Fisik Perhitungan Risiko Kredit Perhitungan Risiko Pasar Indikator Utama Keuangan Ringkasan Eksekutif Cakupan Analisis Sektor Prioritas: Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor Pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin Sektor Konstruksi Sektor Pengangkutan dan Pergudangan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Sektor Industri Pengolahan (diutamakan sub sektor industri logam, industri kertas, industri kimia, dan industri tekstil) Kredit konsumtif beragun properti Asumsi Neraca Keuangan Pengembangan Metodologi Analisis Template Pelaporan CRST Latihan Perhitungan Climate Risk

Aplikasi Loss Event Database (LED)

Supervisory Control And Data Acquisition Scada

Krisis perekonomian global berdampak pada tingginya risiko operasional perusahaan. Tidak adanya pengalaman yang memadai dalam pengelolaan risiko operasional (Operational Risk Management), dan tanpa ketersediaan alat control risiko berupa “Loss Event Database (LED)” yang tersusun dengan baik, akan meningkatkan exposure risiko operasional perusahaan. Aplikasi Loss Event Database (LED) merupakan aplikasi berbasis web yang dipergunakan untuk membantu bank dalam menginventarisir data kerugian yang dialami atau pernah di alami oleh bank dan potensi kerugian bank serta perencanaan tanggapan risiko terkait dengan pengelolaan risiko operasional. Pengumpulan data loss event internal merupakan prasyarat penting untuk pengembangan dan berfungsinya sistem pengukuran risiko operasional yang dipercaya. Data kerugian internal sangat penting untuk menghubungkan perkiraan risiko bank terhadap pengalaman kerugian aktual. Pencatatan dan penatausahaan data tersebut yang disusun dalam suatu data statistik dapat digunakan sebagai dasar untuk perkiraan risiko empiris, sebagai alat untuk memvalidasi input dan output dari sistem pengukuran risiko bank, atau sebagai penghubung antara pengalaman kerugian dengan manajemen risiko serta keputusan pengendalian. Kerugian bank atau potensi kerugian yang dialami oleh seluruh unit kerja Bank dapat dikelola secara optimal sehingga dan dapat memberikan kemudahan bagi Divisi Manajemen Risiko dalam melakukan identifikasi, pengukuran, dan monitoring risiko. Membangun risk awareness kepada seluruh pegawai Bank. Meningkatkan reputasi Bank yang dapat mengimplementasikan manajemen risiko secara efektif. Krisis perekonomian global berdampak pada tingginya risiko operasional perusahaan. Tanpa ditunjang oleh pengalaman yang memadai dalam pengelolaan risiko operasional (Operational Risk Management), dan tanpa ketersediaan alat kontrol risiko berupa “Loss Event Database (LED)” yang tersusun dengan baik, akan meningkatkan exposur risiko operasional perusahaan. Melalui pelatihan ini para peserta akan diajarkan keahlian dalam hal pengelolaan risiko operasional perbankan, khususnya untuk pembentukan, pengelolaan dan pengembangan Loss Event Database (LED) disertai penyusunan strategi untuk pencadangan risiko operasional, sesuai “Best Practice” yang berlaku dalam industri perbankan. External Data Potential Risk Near Miss Near Miss Detail Loss Event Loss Event Detail Soft Loss Laporan Dashboard User Role Management Administrasi Data

Transaksi Treasury dan Pengawasan Quality Asurance

Transaksi Treasury dan Pengawasan Quality Asurance

Pelatihan ini memberikan pemahaman yang berkaitan dengan transaksi khususnya di Bagian Treasury serta pengawasan dalam hal quality assurance di Perbankan. Banyak hal yang harus diketahui bagi mereka yang bekerja di Bagian Treasury dan pengawasan QA yaitu untuk menjaga kualitas operasionalnya. Peranan Treasury sangat penting dalam mengelola pemanfaatan dana (fungsi transaksi maupun keuangan) dalam rupiah maupun valas yang dimiliki oleh bank. Sedangkan peranan QA sangat penting dalam membantu bank di dalam mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas proses bisnis yang benar (tata kelola), mitigasi risiko dan pengawasan kepatuhan (compliance). Introduction To Treasury Memahami Peran, Tugas, Tanggung Jawab Seorang Treasurer Pemahaman mengenai transaksi dan produk Treasury dalam Bidang Foreign Exchange, Money Market, Capital Market dan Liquidity Management yang sangat berkaitan dengan pelayanan cabang dan kebutuhan nasabah dalam mencari solusi untuk Funding, Lending, Trading & Hedging Pemahaman mengenai Financial Market, Beragam Pemahaman Dasar yang dibutuhkan untuk Mengamati Pasar Membahas Beragam Jenis Resiko Pasar Keuangan Membedah Beragam Kebutuhan Klien Mengenai Produk Treasury Transaksi Valuta Asing dan Produk Derivatif Pemahaman akan Pasar dan Transaksi Valuta Asing Antar Bank Pemahaman Produk-produk Derivative di antaranya Forward, Swap dan Option yang bermanfaat untuk tujuan Commercial (Trade & Investment) Hedging dan Speculation Membedah Beragam Tugas, Aktivitas Foreign Exchange Dealers Strategi Penerapan QA dengan Konsep 3 Lines of Defense Pemahaman Konsep 3 Lines Of Defense Hambatan-hambatannya Kunci Sukses Penerapannya Combined Assurance dalam Kaitannya dengan QA Langkah-langkah Dalam Penerapan Quality Assurance Langkah-langkah Pengawasan Quality Assurance Kendala-kendala Dalam Penerapan Quality Assurance GRC (Governance, Risk, Compliance) sebagai Tool Terintegrasi di Dalam Penerapan, Pengawasan, Organisasi Menyeluruh untuk Pelaksanaan QA Pemahaman Governance Pemahaman Risk Pemahaman Compliance Hambatan-hambatan Penerapan GC Studi Kasus Penerapan QA di Sektor Perbankan

Layanan Audit Keamanan Informasi di Industri Perbankan

Layanan Audit Keamanan Informasi di Industri Perbankan

Audit Sistem Manajemen Keamanan Informasi adalah sebagai proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti (evidence) untuk menentukan apakah sistem informasi dapat melindungi aset, serta apakah teknologi informasi yang ada telah memelihara integritas data sehingga keduanya dapat diarahkan kepada pencapaian tujuan bisnis secara efektif dengan menggunakan sumber daya secara efektif. Dalam hal kewajiban pelaksanaan audit keamanan informasi di industri perbankan yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia (BI) kepada institusi perbankan atau perusahaan financial technology (fintech) di Indonesia, tak ada ketentuan khusus atau keharusan untuk menggunakan standarisasi atau framework keamanan informasi tertentu. Sepanjang ruang lingkup yang diperyaratkan oleh BI dalam Peraturan Bank Indonesia tsb dapat tercakupi. Oleh karena itu, framewok sistem manajemen keamanan informasi dapat digunakan sebagai perangkat untuk melakukan audit sistem manajemen keamanan informasi di industri perbankan dengan melakukan penyesuaian ruang lingkup sesuai syarat BI terkait keamanan dan kehandalan sistem seperti yang tercantum pada Peraturan Bank Indonesia No.20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik. Dimana dalam peraturan tersebut keamanan dan kehandalan sistem meliputi: Keamanan operasional Keamanan jaringan, aplikasi, dan sistem Keamanan dan integritas data atau informasi Keamanan fisik dan lingkungan, termasuk kontrol terhadap akses sistem dan data Manajemen perubahan sistem Manajemen implementasi sistem Prosedur tertulis terkait keamanan teknologi Kesemua persyaratan tersebut dapat difasilitasi dengan menggunakan framework keamanan informasi seperti: COBIT 5 for Information Security, ISO27001, NIST Cybersecurity,dsb. Framework tsb selain menjadi standarisasi dalam penerapan sistem manajemen keamanan informasi dapat pula digunakan sebagai pedoman audit keamanan informasi. Sistem keamanan teknologi yang dilakukan secara efektif dan efisien dengan memperhatikan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, yang paling kurang memenuhi prinsip-prinsip: Kerahasiaan data Integritas sistem dan data Dua faktor otentifikasi sistem dan data Pencegahan terjadinya penyangkalan transaksi yang telah dilakukan Ketersediaan sistem Cakupan security audit paling kurang meliputi aspek teknologi informasi dan aspek bisnis Sistem dan prosedur untuk melakukan audit trail Kebijakan dan prosedur internal untuk sistem dan Sumber Daya Manusia (SDM) Business continuity plan (BCP) yang dapat menjamin kelangsungan penyelenggaraan Uang Elektronik. BCP tersebut meliputi tindakan preventif maupun contingency plan (termasuk penyediaan sarana back-up) jika terjadi kondisi darurat atau gangguan yang mengakibatkan sistem utama penyelenggaraan Uang Elektronik tidak dapat digunakan. Audit teknologi informasi tersebut meliputi pula pemenuhan aspek keamanan dan keandalan sistem dan/atau jaringan terhadap keamanan dan keandalan sistem atau jaringan pemohon yang digunakan oleh pihak lain.

Management IT Help Desk and Data Center

Management IT Help Desk and Data Center

Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman tentang struktur organisasi TI, ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab Help Desk. Pembahasan dimulai dari posisi help desk di struktur organisasi TI, ruang lingkup pekerjaan Help Desk, dan tanggung jawab Help Desk. Pembahasan materi juga mencakup teknik komunikasi yang baik dengan pengguna karena para staf Help Desk langsung berhubungan dengan pengguna. Pelatihan juga berisi tentang pembuatan SOP (Standard Operating Procedure) dan dokumen kerja yang lain untuk kegiatan pelayanan Help Desk bagi para pengguna. Pelatihan ini didesain untuk menunjukkan kepada peserta pelatihan mengenai komponen utama atau komponen kunci dari sebuah Data Center. Pelatihan CDCP akan memberikan arahan bagaimana menyiapkan dan meningkatkan beberapa aspek kunci seperti tenaga listrik, pendinginan, keamanan, pengkabelan, keselamatan dan lain sebagainya, untuk memastikan tercapainya high-availability dari sebuah Data Center. Pelatihan CDCP juga memberikan pengarahan mengenai aspek pengoperasian dan perawatan. Memberikan pemahaman tentang ruang lingkup dan tanggung jawab dari Help Desk. Memberikan layanan kepada pengguna dengan baik. Berkomunikasi dengan baik kepada pengguna. Membuat SOP dan dokumen kerja. Membuat database permasalahan dan solusinya (troubleshooting) sebagai acuan dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Menggunakan aplikasi Help Desk untuk mencatat permasalahan dari pengguna. Menggambarkan semua komponen penting dalam penerapan High Availability di sebuah Data Center. Menggambarkan berbagai teknologi seperti UPS, APAR, Pendinginan, dan System Monitoring. Melakukan evaluasi terhadap penyebaran jalur kelistrikan untuk menghindari adanya risiko Downtime. Meningkatkan kemampuan pendinginan dan efisiensinya dalam Data Center. Mendesain arsitektur jaringan secara baik. Membuat hubungan yang baik dengan supplier peralatan dan memelihara kontrak. Melakukan setup terhadap pengawasan Data Center untuk memastikan bahwa pesan yang tepat tersampaikan kepada orang yang tepat. Memastikan metode pengukuran keamanan dengan benar. Manajemen Help Desk Pencatatan Analisis Kasus Evaluasi Penanganan Organisasi Help Desk Struktur Organisasi Standard Operating Procedure (SOP) Peran dan Tanggung Jawab Distribusi Wewenang Dokumentasi Help Desk Manajemen Insiden Manajemen Masalah Urgensi, Dampak, dan Prioritas Kategori dan Klasifikasi Masalah Software Help Desk Customer Service Skill Keterampilan Komunikasi Keterampilan Mendengar Secara Aktif dan Efektif Keterampilan Berbicara Secara Efektif Data Center, Peranan Penting dan Penyebab Downtime Standar Sebuah Data Center dan Best Practices Lokasi Data Center, Bangunan dan Konstruksi Raised Floor/Suspended Ceiling Pencahayaan Infrastruktur Tenaga Listrik Electro Magnetic Fields Infrastruktur Pendingin Penyediaan Air Desain Infrastruktur Jaringan yang Dapat Berkembang Alat Pemadam Api Pengawasan Data Center Keamanan Operasional dan Keselamatan Label Dokumentasi Pembersihan MTBF/MTTR Memelihara Kontrak/SLA/OLA

Corporate Tax Management

Corporate Tax Management

OBJECTIVE Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman komprehensif dalam mereview aspek-aspek perpajakan dalam transaksi bisnis, mengidentifikasi grey area perpajakan atas suatu transaksi dan aplikasinya dalam optimalisasi penyusunan Manajemen Tax Planning menurut ketentuan perpajakan terkini. Selain itu pelatihan ini juga akan mengupas tuntas dan mendalam terkait dengan perlakuan akuntansi bagi aset tetap, dimulai dari proses perolehan sampai dengan pelepasan aktiva. Dan juga nanti di dalamnya akan dibahas mengenai penurunan nilai aktiva, pelepasan aktiva yang sudah tidak digunakan serta perlakuan akuntansinya. Overview Tax Planning and Risiko Pajak Tax Avoidance vs Tax Evasion Tax Management Goals Grey Area Perpajakan Grey Area PPh Badan Grey Area PPh Pasal 21 Grey Area PPh Pasal 23/26/Final Grey Area PPN Teknik Review Perpajakan atas Transaksi Bisnis Optimizing Tax Saving and Maximizing Corporate Value Pemilihan Bentuk Usaha Investasi Dalam Negeri Pemilihan Bentuk Investasi Asing Critical Variable-Optimize Tax Deductions Tax Aspect in Business Operation Implementasi Tax Planning PPh, PPN dan Pemeriksaan Pajak PSAK 16 Sejarah dan Perkembangan Implementasi PSAK 16 Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup, Definisi Pengakuan Awal Aktiva Tetap dan Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Penghentian Pelepasan dan Pengungkapan

ACCOUNTING POLICIES AND PROCEDURE MANUAL

ACCOUNTING POLICIES AND PROCEDURE MANUAL

Pelatihan dua hari yang membahas secara menyeluruh bagaimana perusahaan dapat membuat accounting policies dan procedure manual, mengimplementasikan dan memperbaiki yang sudah berjalan. Pelatihan yang khusus didisain bagi para staf professional, accounting manager, executive ini, juga akan menyajikan contoh-contoh form, kebijakan, procedure dan manual mulai dari account coding hingga proses closing. Memahami arti pentingnya accounting policies dan procedure manual Mamahami bagaimana melakukan account coding dan transaction coding Memahami cakupan area dalam accounting policies dan manual Memahami bagaimana membuat accounting policies dan manual Teknik mengimplementasikan dan mengevaluasi accounting policies dan manual Accounting Manual General Accounting Manual Corporate Policies Manual Accounting Procedures Accounting Controls Manual Year-End Manual Budgeting Manual Forms Manual Document Management Manual Procedures to Write and Change Procedures Corporate Policies Manual Accounting & Control Manual Period End Manual Period-End Manual Closing Procedure by Position Soft Close Year-End Close Budgeting Manual System of Interlocking Budgets Sample Budget Flex Budget Budgeting Process & Budgetary Control Systems Form Manual Identify Needed Forms Rules for Form Creation & Creating the Forms Manual Electronic Forms User Manual Starting the Manual Outlining and Updating the User Manual Sample User Manual Information Technology Manual Document Management Manual Accounting Control Manual Purchasing Control Human Resources Control Finance Control Inventory Control Fixed Asset Contoh-contoh accounting policies dan manual

Contact Us

If you have any questions, send us a message!

Ready to Grow? Talk to an Expert Today!