Search
Close this search box.

Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence

Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence

Untuk dapat bersaing di era globalisasi, setiap organisasi/perusahaan dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan produktivitas tinggi. Dalam upaya memenangkan persaingan di pasar bebas setiap perusahaan dituntut untuk mampu menghasilkan barang/jasa yang berdaya saing tinggi, yaitu barang/jasa yang memiliki keunggulan-keunggulan tertentu. Untuk menghasilkan barang/jasa yang berdaya saing tinggi ditentukan oleh tingkat efisiensi yang tinggi. Tingkat efisien yang tinggi ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu SDM yang profesional yang dapat menciptakan nilai tambah baru dan mampu menjawab tantangan baru. Kriteria Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) telah digunakan selama lebih dari dua dekade oleh perusahaan di Amerika Serikat dan telah diadopsi oleh berbagai perusahaan dari berbagai negara di dunia sebagai sistem evaluasi kinerja perusahaan semua sistem manajemen perusahaan, dan lengkap mencakup seluruh aspek mulai dari Proses sampai pada Hasil Bisnis. MBNQA mencerminkan pencapaian perusahaan dalam menuju World Class Company. Kelengkapannya dalam evaluasi memberikan panduan dalam rangka penyempurnaan sistem, pengelolaan dan kinerja manajemen perusahaan/organisasi menjadi World Class Company/Organization. Kriteria Malcolm Baldrige telah diadopsi oleh Kementerian BUMN dengan nama Indonesian Quality Award for BUMN sebagai tolok ukur pencapaian kinerja BUMN-BUMN di seluruh Indonesia. Mengetahui berbagai kriteria penilaian kinerja Memahami penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan kriteria Malcolm Baldrige dan cara merespon Profil Organisasi dan 7 kategori kriteria Malcolm Baldrige Memahami langkah-langkah dalam Examination Malcolm Baldrige Criteria Memahami Metode Penilaian yang dilakukan Mampu menggerakkan tim atau kelompok di perusahaannya dalam menghadapi assessment dengan kriteria Malcolm Baldrige Pendahuluan MBNQA Malcolm Baldrige, Kriteria Baldrige, MBNQA, IQA for BUMN, MBCfPE, PQA, Kriteria, Aplikasi, Feed Back Report Skor Organizational Profile Lingkungan Organisasional, Hubungan Organisasional, Lingkungan Kompetitif, Tantangan Strategik, Sistem Perbaikan Kinerja Malcolm Criteria Category 1: Leadership Category 2: Strategic Planning Category 3: Customers and Market Focus Category 4: Measurement, Analysis, and Knowledge Management Category 5: Workforce Focus Category 6: Process Management Category 7: Results Korelasi Kriteria Baldrige Dengan ISO 9001:2000 Assessment Tools & Implementation Tools, Pendekatan Proses, Korelasi Kriteria Baldrige dengan Klausul ISO 9001:2000 Metode Penyusunan Aplikasi Baldrige Award Application Forms, Metode Konvensional, Metode Kertas Kerja Response, Metode Software: Baldrigetools Sistem Skor Petunjuk Skoring Process dan Result Item Studi Kasus Perusahaan dalam Menerapkan Assessment Menggunakan Kriteria

Money Market Line

Money Market Line

Money Market (Pasar Uang) adalah tempat dimana instrumen finansial dengan likuiditas yang tinggi dan jangka waktu jatuh tempo yang relatif singkat (jangka pendek) diperdagangkan. Biasanya digunakan untuk pinjam meminjam dalam jangka waktu singkat (di bawah 1 tahun) atau lebih. Atau kesepakatan antara bank dan perusahaan yang memberi hak kepada perusahaan untuk meminjam sampai batas tertentu setiap hari di pasar uang secara jangka pendek (sering dalam semalam atau dalam beberapa kasus sampai satu bulan) dengan fasilitas yang tidak mengikat. Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar Uang Mengetahui Instrument-Instrument Pasar Uang Mengetahui Pengukuran Risiko Pasar dan Risiko Kredit Mampu Menganalisis Overview Bank Mengetahui Setup Limit Pembelian Surat Berharga Pasar Uang Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga, Jenis Kurva Imbal Hasil, Konvensi Suku Bunga dan Matematika, Penempatan/Pinjaman antar Bank, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Perbendaharaan Negara, Sertifikat Deposito, Kertas Komersial, Pasar Repo, SBI Repo, Pasar Uang Ketidakcocokan, Gap Suku Bunga, Gapping Negatif Pasar Obligasi Obligasi Pemerintah, Pasar Utang Korporasi, Pasar Eurobond, Catatan Jangka Menengah, Pelaku Pasar, Obligasi Aman vs Tanpa Jaminan, Obligasi Senior vs Subordinasi, Call Feature, Covenants, Secondary Market Instrumen Obligasi Nilai Waktu Uang, Fitur Dasar dan Definisi, Nilai Sekarang dan Diskon, Faktor Diskon, Harga dan Hasil Obligasi, Bunga yang Masih Harus Dibayar, Harga Obligasi Bersih dan Dirty, Konvensi Hari Hitung Instrumen Obligasi dan Risiko Suku Bunga Durasi, Durasi Modifikasi dan Konveksitas, Sifat Macaulay Durasi Dimodifikasi, Convexity, Posisi Obligasi Lindung Nilai, Pendekatan Lindung Nilai Sederhana, Analisis Lindung Nilai Harga Obligasi serta Harga Spot dan Forward Obligasi Zero Coupon, Obligasi Kupon, Harga Obligasi dalam Waktu yang Terus-menerus, Konsep Fundamental, Stochastic Rates, Forward Rates, Spot dan Forward Yield Curve, Perataan Curve (Smoothing Techniques), Cubic Polynomials, Metode Non-Parametrik, Metode Berbasis Spline Risiko Pasar dan Pengukuran Risiko Kredit Mendefinisikan Pemetaan Nilai-Risiko, Pemrosesan Arus Kas, Memperkirakan Volatilitas, Nilai Komputasi-Komputasi, Eksposur/Risiko Kredit, Probabilitas Default, Rugi Sesuai Default, Migrasi Rating Kredit, Pemodelan Risiko Kredit, Simulasi Monte Carlo Kredit VaR Overview Bank Analysis: Penetapan Maksimum Kredit Line Credit Line Jangka Pendek (s/d 1 tahun) Overview Bank Analysis: Penetapan Maksimum Kredit Line Credit Line Jangka Panjang (di atas 1 tahun) Setup Limit Pembelian Surat Berharga

Strategi Manajemen Krisis Atas Berita Negatif dan Monitoringnya

Strategi Manajemen Krisis Atas Berita Negatif dan Monitoringnya

Sebelum mengenali jenis-jenis risiko reputasi, penting untuk memahami definisinya terlebih dahulu. Reputational risk adalah ancaman yang dapat merusak nama baik sebuah bisnis atau perusahaan. Terdapat tiga jalur ancaman yang bisa menyerang perusahaan, yaitu secara langsung, tidak langsung, dan tangensial. Pada kategori secara langsung, tindakan merugikan dilakukan oleh perusahaan itu sendiri, misalnya ketika perusahaan melakukan penipuan kepada pelanggan. Secara tidak langsung, risiko muncul akibat tindakan pegawai perusahaan, contohnya seorang petinggi perusahaan yang mengunggah ujaran kebencian di media sosial. Sedangkan pada risiko reputasi tangensial, ancaman berasal dari pihak lain yang diasosiasikan dengan perusahaan. Contohnya, perusahaan B yang bekerja sama dengan perusahaan A ikut terkena dampak reputasi ketika perusahaan A terlibat kasus hukum atau lingkungan. Setiap organisasi berpotensi menghadapi krisis reputasi. Perubahan teknologi dan kemajuan media membuat krisis dapat menyebar secara cepat melalui pemberitaan online. Oleh karena itu, organisasi perlu memahami konsep manajemen isu dan krisis serta membangun kesiapan dalam menghadapi krisis agar dapat mempertahankan reputasi perusahaan. Jenis Ancaman dalam Risiko Reputasi Data breach Produk bermasalah Ulasan buruk dari pelanggan Cara Mengurangi Reputational Risk Membangun manajemen reputasi Menyusun rencana terkait cybersecurity Panduan kerangka dan kisi-kisi protokol regulasi Step penanganan bad news Preventif action bad news Maintain good news Konseptual manajemen isu dan krisis Mengukur risiko bisnis Identifikasi krisis dan analisis Menetapkan sasaran komunikasi untuk krisis potensial Menentukan saluran komunikasi efektif Corporate management issues Penugasan tim krisis Merespon krisis Berkomunikasi saat krisis Strategi komunikasi krisis Strategi mengendalikan situasi Pengumpulan informasi efektif Berkomunikasi dengan stakeholder relevan Real study case

Safety Integrity System (SIS & SIF & SIL)

Safety Integrity System (SIS & SIF & SIL)

Are you involved in determining SIL levels or designing SIS? Do you think that too many SIS (or too high of SIL ratings) are being recommended for your site? Do you just want to understand what SIS are and where they fit in to control risk and how these are specified, designed, installed, and maintained? Do you want to know how human error dominates the ACTUAL performance in the field of installed SIS? Then this is the course for you. This Training Safety Integrity System explains Safety Integrity System (SIS) from the ground up and explains how these have replaced the definitions of emergency shutdowns (ESDs) and how they differ from basic process control systems, such as a DCS. This course differs from others in that you will also learn the state of the art in SIL Verification (and Design) calculations, including how to account for systemic errors caused by human error; these can dominate the failure rate for SIL 2 and SIL 3 systems. OBJECTIVES Memahami sistem proteksi pada sistem distribusi listrik Merancang sistem proteksi yang dibutuhkan untuk pengamanan sistem distribusi yang ada Melakukan analisis dan troubleshooting permasalahan pengamanan dalam sistem distribusi Introduction to SIS Learning objectives and goals of using SIS History of SIS and basic definitions Where does SIS fit with other ways to control process risk? Relationship of SIS to ESD and basic process control systems (BPCS) What are safety integrity levels (SILs) and what are the basic requirements for SIL 1, 2, & 3 Lifecycle of SIS Overview of related international standards, ANSI/ISA 84 and IEC 61511 (and 61508) Overview of human factors and the impact of human error on SIS Determining if a Safety Instrumented Function (SIF) is Needed and if so, what SIL is needed Evaluating all IPLs using qualitative, semi-quantitative, and quantitative methods Determining the risk reduction to allocate to the SIF Workshop 1: Determining the need for SIF and the related SIL from a HAZOP report Specifying the SIF and Designing the Related SIS Determining the process requirements Using the process requirements to develop the Safety Requirements Specification (SRS) Designing the SIS to meet the required SIL Basic reliability terms and limitations of reliability data Basic reliability equations and PFD conversion Options for improving SIL rating Workshop 2: Basic SIL calculation Workshop 3: Using redundancy to improve SIL rating Workshop 4: Using shorter test intervals to improve SIL rating Estimating the PFD of a SIF to Verify the SIL Definitions, rules, and exceptions for SIL determination Using lookup tables of reliability data and PFDs Calculations using simple equations Workshop 5: Including systemic failure probability Fault Tree and Markov analysis methods SIS Fabrication, Installation, and Startup Fabrication and vendor qualifications Installation issues and limit common cause failures Startup and initial validation test SIS maintenance and proof testing Maintenance planning and record-keeping Case Studies Industry example of SIS and their issues Specialized SIS designs: HIPPS, Burner Management Systems (BMS) Workshop 6: Pulling it all together from beginning to end Planning Your Path Forward with SIS

Mengelola Risiko Lembaga Keuangan Dengan Integrated Key Indicators

Mengelola Risiko Lembaga Keuangan Dengan Integrated Key Indicators

Banyak organisasi diberbagai sektor usaha menutup operasionalnya dikarenakan dampak pandemic Covid-19 yang tidak jelas kapan akan berakhir. Lembaga keuangan seperti bank dan multifinance adalah contoh lembaga keuangan yang paling terkena dampak negatif dari pandemi ini. Banyaknya kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), kebangkrutan usaha, WFH (Work Form Home) telah menyebabkan lemahnya kekuatan keuangan dari para nasabah bank dan multifinance untuk melaksanakan kewajiban pembayaran angsuran kredit. Padahal, pembayaran angsuran kredit adalah sumber cash flow yang sangat diharapkan oleh lembaga keuangan tersebut untuk dapat bertahan dalam kondisi ketidakpastian ini dan membiaya operasionalnya. Berbagai paket stimulus fiskal dan non fiskal telah digulirkan oleh Pemerintah RI pada intinya adalah untuk membantu agar dampak buruk dari resesi ekonomi dapat berkurang sehingga pelaku usaha dapat mempertahankan operasional usahanya. Lembaga keuangan bank dan multifinance sebagai bagian dari sektor usaha yang ada dalam perekonomian nasional Indonesia memiliki peranan penting dan salah satu sektor usaha yang paling terdampak dengan adanya kredit macet. Padahal kita pahami dampak sistemik dari bank sangat dihindari untuk terjadi karena dapat berdampak pada semua sektor usaha lainnya. Oleh karena itu sangatlah bijak jika bank dan multifinance sebagai lembaga keuangan dapat memperkuat kemampuan untuk mengelola bisnis sekaligus pengelolaan risiko dan kepatuhan yang tak terpisahkan sehingga bank dan multifinance tetap mampu menjalankan operasionalnya dengan lancar dan bertahan dalam kondisi ketidakpastian usaha. Kemampuan untuk mengelola bisnis sekaligus pengelolaan risiko dan kepatuhan yang tak terpisahkan adalah dengan cara mengelola tiga aspek indikator utama dalam organisasi, yaitu KPI (Key Performance Indicators), KRI (Key Risk Indicators), dan KCI (Key Compliance Indicators) secara terintegrasi yang dapat dijalankan dalam tingkatan unit kerja maupun individu dalam organisasi. Pelatihan ini akan akan dibawakan oleh profesional trainer yang memiliki pengalaman 20 tahun di berbagai divisi bisnis dan operasional di 3 bank multinasional. Pelatihan ini akan membahas secara sistematis bagaimana KPR, KRI, dan KCI dapat bersinergi satu sama lain dalam mengoptimalkan pencapaian kinerja dalam berbagai kondisi risiko dengan tetap menjalankan integritas yang tinggi terhadap peraturan dan perundang-undangan yang mengikat. Pelatihan ini juga akan membahas studi kasus penerapan dari integrated key indicators pada lembaga keuangan. Memahami perlunya tiga aspek indikator (KPI, KRI, KCI) diterapkan secara terintegrasi dalam menjalan operasional lembaga keuangan. Mampu membangun integrated key indicators yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam kondisi bisnis sekarang ini. Mempelajari kasus-kasus di lembaga keuangan baik lokal maupun internasional yang terkait dengan lemahnya penerapan integrated key indicators. Tinjauan Bisnis Lembaga Keuangan dalam Kondisi Sekarang ini Tinjauan Berbagai Risiko pada Lembaga Keuangan Konsep Integrated Key Indicators pada Lembaga Keuangan Pengertian dan Kerangka Kerja Integrated Key Indicators Manfaat Integrated Key Indicators Hambatan Penerapan Integrated Key Indicators Faktor Sukses Penerapan Integrated Key Indicators Three Lines of Defense vs Integrated Key Indic

Digital Branch, Reinventing Bank Branch

Digital Branch, Reinventing Bank Branch

Digitalisasi bukan hanya menjadi sebuah buzzword lagi, di Indonesia pelaku-pelaku nontradisional (perusahaan-perusahaan Startup) yang memberikan solusi-solusi atas permasalahan kita sehari-hari semakin banyak bermunculan, baik yang terkait finansial maupun tidak dan mulai terasa men-disrup bisnis incumbent dalam beberapa tahun terakhir, beberapa startup tersebut bahkan menjelma menjadi Startup Unicorn seperti diantaranya Go-Jek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak. Salah satu pemicunya adalah perkembangan teknologi digital yang sangat cepat dan murah, adopsi dan pemanfaatnya telah merubah perilaku masyarakat secara luas, dan bermunculan bisnis-bisnis model baru digital yang dapat melihat manfaat dari penggunaan teknologi digital yang saat ini berkembang. Dengan terjadinya pandemic Covid-19 saat ini, semakin mempercepat perubahan semua bisnis di semua industri untuk wajib GO-DIGITAL, dimana kita sudah semakin sering mendengar istilah Mobile-First. Bagaimana dengan industri perbankan Indonesia, apakah tetap menjalankan bisnis dengan cara yang saat ini dilakukan? Apakah juga harus melakukan transformasi digital yang saat ini ramai dibicarakan? Tapi apakah itu transformasi digital? Dan bagaimana kaitannya dengan layanan perbankan digital yang harus diinisiasi oleh industri perbankan di Indonesia sesuai dengan regulasi yang sudah ditetapkan oleh OJK. Untuk mendapatkan pemahaman dan melakukan inisiatif yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan bisnis bank untuk mengembangkan dan menjalankan layanan perbankan digital, salah satunya adalah dengan mengikuti rekomendasi dari OJK terkait dengan penyelenggaraan layanan perbankan digital yang didasari dengan pertimbangan kesiapan dari bank, dimana adalah dengan memulai penyelenggaraan layanan digital branch sebagai langkah awal. Informasi Tren dan Praktek Transformasi Cabang yang Dilakukan, di Dunia maupun di Indonesia Panduan Penyelenggaraan Digital Branch oleh Bank Umum dari OJK Merencanakan, Mengimplementasikan dan Menjalankan Penyelenggaraan Digital Branch Informasi Tren dan Praktek Transformasi Cabang Mengulas tuntas terkait dengan tren dan praktek terkait dengan transformasi cabang yang dilakukan oleh para pelaku di industri perbankan terkait dengan pemanfaatan tren teknologi digital dan perubahan model cabang yang disesuaikan dengan lokasi dan kondisi bisnis yang ada pada lokasi cabang berada, yang mana hal ini akan mempengaruhi pola layanan, operasional, bisnis dan staffing model yang diimplementasikan akan customize untuk masing-masing cabang. Panduan Penyelenggaraan Digital Branch Mengulas tuntas terkait dengan semua hal yang harus menjadi panduan bagi bank umum terkait dengan penyelenggaraan Digital Branch, yang dimulai dari persyaratan, tata cara, dan prosedurnya, yang kemudian dilanjutkan dengan jenis dan proses layanan yang akan disediakan dan bagaimana penerapan manajemen risiko yang harus dilakukan. Merencanakan, Mengimplementasikan dan Menjalankan Digital Branch Mengulas tuntas terkait dengan penyelenggaraan Digital Branch, dimulai dari apa saja yang harus dilakukan pada proses perencanaan, bagaimana proses implementasi yang harus dilakukan sampai dengan Digital Branch tersebut terselenggara, dan terakhir bagaimana menjalankan/mengoperasionalkan Digital Branch dengan baik sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan bisnis yang direncanakan. Dan juga memberikan beberapa usecase yang telah dilakukan oleh beberapa bank yang telah berhasil menjalankan Digital Branch, baik bank luar maupun bank di Indonesia, seperti diantaranya DBS Singapore, OCBC Singapore, BNI, BCA, BRI, BTN, CIMB Niaga, BTPN Jenius.

Project Management for Social Invesment Program Training

Project Management for Social Invesment Program Training

Pelatihan ini difokuskan agar peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis dalam merancang, mengimplementasikan, melakukan pemantauan dan evaluasi proyek investasi sosial yang dilaksanakan oleh perusahaan. Peserta juga diberikan keterampilan untuk melakukan analisis dan merancang desain proyek dalam jangka panjang untuk pelaksanaan proyek investasi sosial perusahaan yang berkelanjutan. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan proses perancangan dan perencanaan berbasis hasil penilaian kebutuhan masyarakat. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penyusunan indikator kinerja pelaksanaan program Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengorganisasian tim kerja dan komunitas sasaran Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam merancang sistem pemantauan, evaluasi dan pelaporan program. CSR dan Investasi Sosial Proses Investasi Sosial Project Management Overview Inisiasi Projek Perancangan Projek Implementasi Projek Monitoring & Evaluasi Projek Pengukuran Dampak & Pelaporan Projek Komunikasi Projek

Automatic Voltage Regulator (AVR)

Automatic Voltage Regulator (AVR)

Program pelatihan ini memberikan pengetahuan mendasar prinsip kerja dan pemeliharaan Automatic Voltage Regulator (AVR). Dijelaskan pula dasar pemilihan tipe, jenis, unjuk kerja, cara pengoperasian AVR, manfaat, sistem eksitasi, perawatan, serta teknik-teknik melakukan troubleshooting yang tepat. Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta dapat memahami mekanisme kerja dan mampu melakukan penyetelan AVR secara komprehensif. Peserta memahami prinsip operasi AVR Peserta dapat menginstalasi dan melakukan troubleshooting pada AVR Pengenalan Prinsip Generator dan Sistem Eksitasi-AVR Prinsip Dasar Automatic Voltage Regulator Jenis dan Karakteristik AVR menurut Komponen Penggerak Automatic Voltage Regulator untuk Tegangan Bolak-Balik (AC) Automatic Voltage Regulator untuk Tegangan Searah (DC) Konsep Kontrol dalam Automatic Voltage Regulator Pemeriksaan AVR/Field Inspection: Langkah-langkah Pemeriksaan Umum suatu AVR Pemeriksaan AVR Solid State: Langkah-langkah Pemeriksaan suatu AVR dengan Rangkaian Kontrol Solid State Penggantian suatu AVR Pengaruh AVR dalam Kondisi Gangguan pada Sistem Pembangkit dan Kelistrikan Pengaruh AVR dalam Stabilitas Sistem

Sistem Pengelolaan Kendaraan Perusahaan

Salah satu aset berharga dalam sebuah perusahaan adalah ketersediaan kendaraan perusahaan. Kendaraan perusahaan ini memegang andil yang cukup besar dalam proses distribusi produk, posisi penting armada kendaraan perusahaan ini haruslah dikelola dengan tepat kaitannya untuk menjaga manajemen rantai pasok-distribusi di sebuah perusahaan. Pengelolaan armada dalam sebuah perusahaan memerlukan perencanaan, koordinasi, dan akurasi yang tepat agar mampu menyokong jalannya produktivitas perusahaan dengan baik. Dalam praktik di lapangan, perencanaan rute kendaraan harus diprediksi dengan baik, hal ini berkaitan untuk menghindari adanya kesalahan pengiriman produk, kerusakan, kehilangan serta pelayanan tim transportasi di lapangan yang kurang baik. Tentunya hal tersebut dapat mempengaruhi kerja operasional perusahaan serta menurunkan service level perusahaan terhadap klien. Dalam pelatihan ini para peserta akan diajarkan cara mengelola transportasi secara strategis dan profesional, di mana peserta akan memahami semua tahapan proses perencanaan, pengaturan, pengelolaan manajemen transportasi secara komprehensif dan mendetail. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kendaraan Operasional Mengenal Sistem MMIS (Maintenance Management Information System) Management Departemen Maintenance Pengelolaan Pengguna Kendaraan Operasional & Sparepart-Supplies Statistik Pelanggaran Operasional Kendaraan Daily Activity Unit (Pencatatan Kegiatan Harian Kendaraan) Laporan Kondisi Unit Metode Penghitungan Operational Cost pada Kendaraan Key Performance Index Unit Pemeliharaan Kendaraan Perawatan Rutin Perbaikan Terjadwal Fabrikasi Unit Laporan Pengelolaan Kendaraan Laporan Pemeliharaan Kendaraan Laporan Biaya Operasional Kendaraan Laporan Biaya Perawatan Kendaraan per Km Laporan Biaya Operasional Kendaraan per Km Laporan Biaya Pemakaian Bahan Bakar Kendaraan per Km Menerima Data dari Basis Data Server GPS Tracking

Updating Sistem Pembayaran (Sistem BIRTGS, SKN dan BI – Fast)

Updating Sistem Pembayaran (Sistem BIRTGS, SKN dan BI - Fast)

Sistem pembayaran memegang peran strategis dalam mendukung kelancaran transaksi ekonomi, efektivitas layanan perbankan, dan stabilitas sistem keuangan nasional. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital dan meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap layanan keuangan yang cepat, aman, dan efisien, Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran terus melakukan pembaruan menyeluruh terhadap infrastruktur pembayaran nasional. Melalui visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI 2025), Bank Indonesia mendorong transformasi digital sistem pembayaran melalui tiga pilar utama: digitalisasi layanan, interoperabilitas sistem, dan inklusivitas akses keuangan. Dalam konteks ini, BI telah mengembangkan dan mengimplementasikan tiga sistem inti: BI-RTGS (Real-Time Gross Settlement): sistem penyelesaian transaksi bernilai besar secara real-time dan aman antar peserta. SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia): sistem kliring elektronik untuk transaksi ritel bernilai kecil hingga menengah. BI-FAST: sistem pembayaran ritel real-time 24/7 yang murah, cepat, dan inklusif, sebagai pengganti bertahap terhadap SKNBI. Bagi sektor perbankan, pembaruan ini tidak hanya berdampak pada aspek teknis dan operasional, tetapi juga pada kepatuhan terhadap regulasi, penyesuaian produk dan layanan, serta perlindungan konsumen. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap struktur, mekanisme, dan kebijakan terbaru dalam sistem pembayaran menjadi penting bagi seluruh pelaku industri perbankan. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan wawasan terkini serta keterampilan praktis terkait sistem BI-RTGS, SKNBI, dan BI-FAST, sehingga perbankan mampu mengintegrasikan pembaruan sistem ini ke dalam proses bisnis dan layanan digital mereka secara efektif dan sesuai regulasi. Konsep Dasar Sistem Pembayaran Perhatian terhadap Bank Central dalam Sistem Pembayaran Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran Perkembangan Alat Pembayaran Proses Pembayaran What is a Payment System? Bank for International Settlement UU No. 23 Tentang Bank Indonesia (Pasal 1) National Payment Blue Print Bank Indonesia Kepentingan Bank Sentral terhadap Sistem Pembayaran Kebijakan Sistem Pembayaran Komponen Sistem Pembayaran Metode Settlement Sistem BI – Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) Overview BI-RTGS Jenis transaksi yang harus diselesaikan dengan sistem BI-RTGS Tugas Bank Indonesia dalam BI-RTGS Peran Bank Indonesia dalam BI-RTGS Service Level Agreement (SLA) Pricing Policy Window Time Pedoman Kepesertaan Sistem Kliring Nasional (SKN) Blue Print Mengenal BI-FAST Payment System Solusi untuk Menyambut Implementasi BI-FAST Operasional 24/7 Real-time di level bank dan nasabah Transaksi push dan pull Dapat menggunakan Proxy Address Memiliki fraud detection system Fitur notifikasi kepada nasabah secara otomatis Memiliki sistem Anti Money Laundry/Combating the Financing of Terrorism (AML/CFT)

Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021

Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021

Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Perpres No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP) merupakan salah satu dari 49 peraturan pelaksana UU Cipta Kerja. Diberlakukannya Perpres 12/2021 terbaru ini sangat penting guna memperbaiki tata kelola, menurunkan permasalahan korupsi dalam dunia pengadaan barang/jasa, meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan juga meningkatkan kecepatan penyerapan anggaran. Selain itu, perubahan Perpres tentang PBJ ini juga akan memberikan pemenuhan nilai manfaat yang sebesar-besarnya (value for money) dan kontribusi dalam peningkatan penggunaan produk dalam negeri, peningkatan peran Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah serta pembangunan yang berkelanjutan. Dengan Perpres baru ini, kebocoran dan penyimpangan yang kerap terjadi dalam tender PBJ dapat dicegah atau setidaknya diminimalisasi. Perpres No. 12 Tahun 2021 mengubah atau menambal kekurangan Perpres No. 16 Tahun 2018 yang dianggap tidak mampu meningkatkan Pengadaan Berkelanjutan. Kajian Umum Perpres No. 12 Tahun 2021 Matrik Perubahan Ketentuan Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Swakelola Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Implikasi Hadirnya Permendagri No. 77 Tahun 2020 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Pengadaan Barang/Jasa di Pemerintah Daerah Bagaimana Masing-Masing Pihak Bekerja dengan Hadirnya Perpres 12 Tahun 2021 PA/KPA/PPK POKJA/PP PPTK/Tim Teknis/Pendukung Pengaruh Perpres 12 Tahun 2021 dan Permendagri No. 77 Tahun 2020 terhadap Audit Pengadaan E-Procurement Channel Enhancement E-Procurement Scenario Enhancement E-Procurement Model Impact of Channel Enhancement Benefits E-Procurement for Suppliers Pengadaan Jasa IT

Business Etiquette & Professional Grooming

Business Etiquette & Professional Grooming

Kepribadian dalam integritas dan etika adalah pengertian dari keutuhan kualitas diri untuk berperilaku dengan karakter moral yang konsisten terhadap kejujuran dan etika. Termasuk, kemampuan untuk membentengi diri dari segala macam godaan yang berpotensi mendorong diri pada tingkah laku tidak terpuji. Kepribadian yang selalu patuh untuk menjalankan peraturan, kebijakan, standar, sistem, dan etika organisasi secara profesional adalah awal untuk membentuk identitas diri demi masa depan organisasi yang profesional. Seseorang yang sifatnya baik tanpa memiliki integritas dan etika kemungkinan hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, belum bisa mendatangkan manfaat positif buat sesamanya. Nilai-nilai kejujuran, kepercayaan, pengabdian, kontribusi, dan tanggung jawab merupakan nilai-nilai dasar untuk menciptakan integritas dan etika. Kepribadian yang berintegritas dan beretika pasti akan memahami dan mampu membedakan apa yang baik dan apa yang tidak baik, serta selalu menjadi pribadi yang jujur kepada diri sendiri untuk melayani tugas dan tanggung jawab sesuai aturan dan nilai-nilai positif. Penampilan diri (grooming) merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentu saja ingin selalu tampil serasi dan menarik agar disukai oleh orang lain. Penampilan menarik mencerminkan kepribadian seseorang. Orang yang berpenampilan menarik akan dinilai sebagai orang yang berkepribadian baik. Sebaliknya, orang yang kurang memperhatikan penampilannya dinilai sebagai orang yang berkepribadian kurang menarik. Penampilan yang menarik akan memberikan kesan yang positif bagi orang lain. Oleh karena itu, penampilan diri perlu diperhatikan agar sedapat mungkin selaras dengan nilai-nilai keindahan dan tata krama yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Membangun kepribadian dengan moral dan kepercayaan diri untuk mempraktikkan etika dalam wujud perilaku berintegritas, serta menyiapkan kepribadian yang siap menjaga daya tahan organisasi dalam menghadapi berbagai macam tantangan, baik itu yang berasal dari internal maupun dari eksternal organisasi. Membangun kualitas pribadi dengan sopan santun yang tinggi dalam hubungan dengan pimpinan, rekan kerja, staf, mitra kerja atau pelanggan, prospek, dan stakeholder lainnya dalam hubungan bisnis dan hubungan kerja. Menciptakan kualitas pribadi dengan keterampilan sosial, keterampilan pribadi, dan keterampilan orang yang mudah beradaptasi dalam beragam budaya atau multicultural. Mampu bekerja dan membangun kualitas diri yang lebih baik, lebih kuat, hubungan yang lebih sukses, dan memperoleh keunggulan kompetitif. Pemahaman Dasar Etika Nilai-Nilai Moral dan Norma-Norma yang Mendorong Kualitas Etika Pentingnya Etika & Etiket di Dalam Bekerja Cara Mengekspresikan Etika dalam Hubungan Sehari-Hari Dasar-Dasar Etiket Etiket Profesional di Dalam Bekerja Pentingnya Penampilan yang Profesional dalam Bekerja Faktor yang Menunjang Penampilan Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Memperindah Penampilan Etika dalam Bertelepon Praktek

Contact Us

If you have any questions, send us a message!

Ready to Grow? Talk to an Expert Today!