Search
Close this search box.

Analisa Kebutuhan Diklat dan Penyusunan Kamus Kompetensi

Analisa Kebutuhan Diklat dan Penyusunan Kamus Kompetensi

Pelatihan Analisis Kebutuhan Diklat (Training Needs Assessment) adalah suatu proses yang dirancang untuk menilai dan mengidentifikasi kebutuhan pelatihan atau pengembangan karyawan dalam suatu organisasi. Tujuan utama dari analisis kebutuhan diklat adalah memastikan bahwa pelatihan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan aktual dan spesifik dari individu, tim, atau organisasi. Dalam ketatnya persaingan usaha saat ini kemajuan suatu perusahaan tak hanya ditentukan oleh perencanaan maupun strategi pemasaran semata, namun juga ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Berdasarkan fakta ini maka diperlukan upaya peningkatan kualitas SDM yang berbasis pada kompetensinya. Industri perbankan, sebagaimana industri ataupun bidang usaha lainnya, sangat mengandalkan kemajuan usahanya kepada kesiapan sumber daya manusia yang akan mengelola kegiatan usahanya. Kesiapan sumber daya manusia sangat bergantung kepada sistem pengembangan kompetensi maupun skill dan knowledge yang dimiliki industri perbankan. Salah satu sarana yang pada umumnya dipergunakan perbankan untuk meng-upgrade kemampuan sumber daya manusianya adalah dengan memiliki fasilitas Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) sendiri. Pada intinya, Divisi Pendidikan dan Pelatihan harus menjadi tulang punggung utama yang bertugas mendukung kebutuhan bisnis melalui sumber daya manusia yang handal dengan dukungan program-program pelatihan yang Link and Match dengan kebutuhan bisnis (Business Plan maupun Rencana Bisnis Bank). Oleh sebab itu, pengelola fungsi diklat harus mampu melibatkan atau bekerjasama dengan fungsi lainnya dalam melakukan analisa kebutuhan, merancang program, melakukan evaluasi, memasarkan fungsi pelatihan di dalam organisasi serta beberapa keterampilan dasar lainnya agar fungsi pelatihan berjalan secara efektif. Untuk itulah melalui kegiatan ini, diharapkan peserta dapat memahami fungsi dan peran unit pelatihan, mengetahui prinsip dalam menyusun rencana stratejik unit pelatihan hingga ke tahap penyusunan rencana pelatihan tahunan organisasi. Pelatihan ini akan membahas mengenai Analisis Kebutuhan Diklat (Training Need Analysis). Sehingga diharapkan peserta pelatihan mengerti dan memahami tentang Analisis Kebutuhan Diklat Training Needs Analysis (TNA) sehingga bisa mengimplementasikannya pada perusahaan dengan tepat. Peserta mampu menjelaskan peranan training agar supaya memberikan keuntungan yang maksimal kepada perusahaan Memahami bagaimana menentukan ukuran keberhasilan fungsi pendidikan dan pelatihan di perusahaan Mengetahui bagaimana merancang program pendidikan dan pelatihan secara efektif Mengetahui bagaimana melakukan evaluasi efektivitas dari kegiatan pendidikan dan pelatihan yang telah diselenggarakan Mampu mengaplikasikan alat analisis untuk kegiatan di departemen training, untuk mengetahui kekurangan dari kegiatan diklat guna pengembangan program selanjutnya Pengertian dan konsep dasar Training Need Analysis (TNA) Memetakan keterkaitan kebutuhan organisasi dan kebutuhan pelatihan Melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan di dalam instansi Identifikasi kebutuhan pelatihan yang bersifat teknik dan aplikasi Analisis kebutuhan pelatihan dan perencanaan pelatihan jangka panjang Metode pelatihan tradisional & Metode pelatihan modern Menyusun proposal program pelatihan tahunan Tingkatan Evaluasi Pelatihan Mengembangkan Rencana Evaluasi dan Data Baseline (Evaluation Plans and Baseline Data) Pengumpulan Data Pelatihan Selama dan Setelah Pelatihan Terlaksana Mengembangkan Clear Report dan Bahasa Manajemen yang efektif Review dan Penetapan Visi, Misi dan Nilai-nilai Unit Diklat Penetapan Strategi Perusahaan Penetapan Program, Kegiatan dan Prosedur Pelatihan Penetapan Kebijakan dan Peraturan Unit Pelatihan Penyusunan Perencanaan Tahunan Perencanaan Tahunan: Informasi yang diperlukan Identifikasi Kebutuhan Pelatihan (Training Needs Analysis) Penetapan Sasaran Pelatihan Penyusunan Perencanaan Tahunan Pelatihan Program Pengembangan Karyawan Management Development Review Penyusunan Program Pengembangan Karyawan Evaluasi Efektivitas Pelatihan Metode Evaluasi Pelatihan Kirkpatrick Model Pengaruh Keterbatasan Sumber Daya Terhadap Jadwal Kegiatan

AEOI (Automatic Exchange of Information) Perbankan

AEOI (Automatic Exchange of Information) Perbankan

Dalam beberapa tahun terakhir, industri perbankan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama dalam hal globalisasi dan teknologi. Namun, perkembangan ini juga membawa risiko yang signifikan, terutama dalam hal kepatuhan terhadap peraturan dan standar internasional. Salah satu contoh risiko tersebut adalah risiko kepatuhan terhadap peraturan AEOI, yang merupakan standar internasional untuk pertukaran informasi keuangan antara negara-negara. Peraturan AEOI memerlukan bank-bank untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi keuangan tentang nasabah-nasabah mereka yang merupakan warga negara asing. Namun, implementasi peraturan AEOI dapat menjadi tantangan bagi bank-bank, terutama dalam hal mengumpulkan dan melaporkan informasi keuangan yang akurat dan lengkap. Oleh karena itu, perlu diselenggarakan pelatihan AEOI perbankan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan pegawai bank dalam mengimplementasikan peraturan AEOI. Masalah yang Dihadapi Kurangnya kemampuan dan pengetahuan pegawai bank dalam mengimplementasikan peraturan AEOI. Kurangnya kesadaran dan kepatuhan pegawai bank terhadap peraturan AEOI. Risiko kepatuhan terhadap peraturan AEOI yang dapat membawa konsekuensi hukum dan finansial bagi bank. Meningkatkan Kemampuan Mengimplementasikan AEOI: Meningkatkan kemampuan pegawai bank dalam mengimplementasikan AEOI secara efektif dan efisien. Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi dan Mengumpulkan Data: Meningkatkan kemampuan pegawai bank dalam mengidentifikasi dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk AEOI. Meningkatkan Kemampuan Mengolah dan Menganalisis Data: Meningkatkan kemampuan pegawai bank dalam mengolah dan menganalisis data untuk mengidentifikasi pola dan anomali. Meningkatkan Kemampuan Melaporkan dan Mengirimkan Data: Meningkatkan kemampuan pegawai bank dalam melaporkan dan mengirimkan data ke otoritas yang berwenang. Meningkatkan Kemampuan Mengelola Risiko dan Keamanan Data: Meningkatkan kemampuan pegawai bank dalam mengelola risiko dan keamanan data yang terkait dengan AEOI. Meningkatkan Kesadaran dan Kepatuhan terhadap Peraturan AEOI: Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pegawai bank terhadap peraturan AEOI dan implikasinya terhadap bank. Pengenalan AEOI dan Peraturan Perbankan Pengenalan AEOI dan tujuannya Peraturan perbankan yang terkait dengan AEOI Pengenalan peran dan tanggung jawab bank dalam AEOI Identifikasi dan Pengumpulan Data Identifikasi data yang diperlukan untuk AEOI Pengumpulan data dari sumber yang berbeda-beda Pengenalan teknik pengumpulan data yang efektif Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data untuk AEOI Analisis data untuk mengidentifikasi pola dan anomali Pengenalan teknik analisis data yang efektif Pelaporan dan Pengiriman Data Pengenalan format pelaporan AEOI Pengiriman data ke otoritas yang berwenang Pengenalan teknik pengiriman data yang efektif Pengelolaan Risiko dan Keamanan Data Pengenalan risiko yang terkait dengan AEOI Pengelolaan risiko untuk mengurangi dampak Pengenalan teknik keamanan data yang efektif Implementasi dan Pengawasan AEOI Implementasi AEOI di bank Pengawasan dan evaluasi implementasi AEOI Pengenalan teknik pengawasan yang efektif

Building Corporate University Roadmap (Teknis Membuat Kurikulum dan Silabus untuk Corporate University)

Building Corporate University Roadmap (Teknis Membuat Kurikulum dan Silabus untuk Corporate University)

Dalam era digital yang terus berkembang, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi katalis utama dalam transformasi bisnis. AI telah mengubah cara perusahaan beroperasi, mengambil keputusan, dan berinteraksi dengan pelanggan. Tahun 2023 menandai perkembangan signifikan dalam penerapan AI pada sistem informasi dan teknologi digital, yang membawa berbagai tren utama yang merombak lanskap bisnis. Dalam rangka mendorong pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana mengembangkan market intelligence di sektor jasa keuangan pada periode 2025-2026. Pengembangan ini dilakukan dengan memanfaatkan big data dan AI untuk mendorong produktivitas dan efisiensi jasa keuangan, serta mengurangi risiko dengan layanan yang lebih baik. Memahami konsep dasar AI dan aplikasinya dalam perbankan. Memahami cara mengimplementasikan AI dalam mempercepat bisnis perbankan. Mengembangkan kemampuan dalam menganalisis dan menginterpretasikan data bisnis menggunakan AI. Mengembangkan kemampuan dalam mengoptimalkan proses bisnis menggunakan AI. 1. Pengenalan AI dan Aplikasinya dalam Perbankan Definisi dan konsep dasar AI. Aplikasi AI dalam perbankan. Contoh aplikasi AI dalam perbankan. 2. Mengimplementasikan AI dalam Mempercepat Bisnis Proses di Perbankan Pengenalan cara mengimplementasikan AI dalam mempercepat bisnis proses. Analisis langkah-langkah implementasi AI dalam bisnis perbankan. Contoh kasus implementasi AI dalam bisnis perbankan. 3. Menganalisis dan Menginterpretasikan Data Bisnis Menggunakan AI Pengenalan cara menganalisis dan menginterpretasikan data bisnis menggunakan AI. Identifikasi tren dan pola data bisnis menggunakan AI. Contoh kasus analisis data bisnis menggunakan AI. 4. Mengoptimalkan Proses Bisnis Menggunakan AI Pengenalan cara mengoptimalkan proses bisnis menggunakan AI. Identifikasi kebutuhan optimasi proses bisnis dengan AI. Contoh kasus optimasi proses bisnis menggunakan AI. 5. Studi Kasus dan Diskusi

Penerapan Penggunaan AI dalam Mempercepat Bisnis Proses Perbankan

Penerapan Penggunaan AI dalam Mempercepat Bisnis Proses Perbankan

Dalam era digital yang terus berkembang, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi katalis utama dalam transformasi bisnis. AI telah mengubah cara perusahaan beroperasi, mengambil keputusan, dan berinteraksi dengan pelanggan. Tahun 2023 menandai perkembangan signifikan dalam penerapan AI pada sistem informasi dan teknologi digital, yang membawa berbagai tren utama yang merombak lanskap bisnis. Dalam rangka mendorong pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana mengembangkan market intelligence di sektor jasa keuangan pada periode 2025-2026. Pengembangan ini dilakukan dengan memanfaatkan big data dan AI untuk mendorong produktivitas dan efisiensi jasa keuangan, serta mengurangi risiko dengan layanan yang lebih baik. Memahami konsep dasar AI dan aplikasinya dalam perbankan. Memahami cara mengimplementasikan AI dalam mempercepat bisnis perbankan. Mengembangkan kemampuan dalam menganalisis dan menginterpretasikan data bisnis menggunakan AI. Mengembangkan kemampuan dalam mengoptimalkan proses bisnis menggunakan AI. 1. Pengenalan AI dan Aplikasinya dalam Perbankan Definisi dan konsep dasar AI. Aplikasi AI dalam perbankan. Contoh aplikasi AI dalam perbankan. 2. Mengimplementasikan AI dalam Mempercepat Bisnis Proses di Perbankan Pengenalan cara mengimplementasikan AI dalam mempercepat bisnis proses. Analisis langkah-langkah implementasi AI dalam bisnis perbankan. Contoh kasus implementasi AI dalam bisnis perbankan. 3. Menganalisis dan Menginterpretasikan Data Bisnis Menggunakan AI Pengenalan cara menganalisis dan menginterpretasikan data bisnis menggunakan AI. Identifikasi tren dan pola data bisnis menggunakan AI. Contoh kasus analisis data bisnis menggunakan AI. 4. Mengoptimalkan Proses Bisnis Menggunakan AI Pengenalan cara mengoptimalkan proses bisnis menggunakan AI. Identifikasi kebutuhan optimasi proses bisnis dengan AI. Contoh kasus optimasi proses bisnis menggunakan AI. 5. Studi Kasus dan Diskusi

Improving Quality Of Customer Interaction & Handling Customer Complain

Improving Quality Of Customer Interaction & Handling Customer Complain

Kesadaran tentang peningkatan kualitas pelayanan terhadap Pelanggan masih perlu ditingkatkan, mengingat paradigma melayani belum benar-benar memperbaiki sikap dan kenyamanan yang dilayani dari Front-liners sebagai ujung tombak yang berhubungan langsung dengan Pelanggan. Di samping sikap dari aspek Manusia, juga masih ada kita temui Sistem Pelayanan yang dirancang tidak berorientasi untuk Pelayanan Pelanggan (Pelanggan Didorong), tetapi berorientasi pada Sistem Kontrol Perusahaan (Perusahaan Didorong), sehingga tidak memberikan akses ke Pelanggan, tetapi malah memberikan pelayanan kepada Pelanggan. Menelusuri Data Statistik tentang kepuasan pelanggan Pengertian dari kata “Pelanggan” Bagaimana menyusun paradigma “melayani” Pengertian Kepuasan Pelanggan Pengertian Harapan Pelanggan Hal-hal mendasar yang menjadi harapan pelanggan Bukan “Company Driven” tapi “Customer Driven” Pemanfaatan Sumber Daya dalam memberikan kepuasan bagi pelanggan Hubungan antara Organisasi, Sistem, Sarana dan Manusia terhadap pelayanan Contoh Kombinasi aspek System & Sarana dalam proses memberi pelayanan Contoh Kombinasi aspek System & Manusia dalam proses memberi pelayanan Proses Rapat Organisasi & Sistem dalam memenuhi Harapan Pelanggan Proses Menerima Manusia & Sarana dalam memenuhi Harapan Pelanggan Peran faktor Manusia dalam proses Interaksi & Komunikasi Mengenal Sifat Dasar Manusia dalam berkomunikasi sebagai dasar memberi pelayanan Pengertian “Layanan Personalisasi” Perasaan puas (Keluhan) Pengertian “Moment Of Truth” dan memahami dengan “Mouth To Mouth Promotion” Harapan pelanggan terhadap aspek Manusia dalam memberikan pelayanan Bagaimana harus meminta tolong kepada pelayanan untuk pelanggan Contoh kalimat yang digunakan dalam memberikan layanan kepada pelanggan Data statistik tentang Sejarah pelanggan lari Penggunaan “LAER Process” dalam pengaduan Pengertian “Mendengar Aktif” Teknik menyatakan sikap “Empathy” terhadap kekecewaan pelanggan Mengenal Jenis dan teknik Mengajukan Pertanyaan dalam menemukan akar masalah Bagaimana melakukan respons dengan jalan keluar yang memuaskan pelanggan Tindak lanjut dan Cek pelaksanaan sebagai kunci berhasil ‘Penanganan Keluhan’ CRS (Sistem Respons Pelanggan) & Sistem Perekaman & Pelaporan

Strategi Anti Fraud dalam Mengelola Risiko Operasional di Perbankan Sesuai Ketentuan Regulator

Strategi Anti Fraud dalam Mengelola Risiko Operasional di Perbankan Sesuai Ketentuan Regulator

Dalam rangka mencegah terjadinya kasus-kasus penyimpangan operasional pada perbankan dan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundangundangan, khususnya Fraud, yang dapat menyebabkan kerugian finansial baik secara langsung maupun tidak langsung bagi nasabah atau Bank, maka diperlukan peningkatan efektivitas pengendalian intern, sebagai upaya meminimalkan risiko Fraud dengan cara menerapkan strategi anti Fraud. Penerapan strategi anti Fraud sebagai bagian dari pelaksanaan penerapan Manajemen Risiko tidak dapat dipisahkan dari cakupan penerapan Manajemen Risiko secara umum. Oleh karena itu efektivitas penerapan strategi anti Fraud paling sedikit perlu didukung dengan penguatan pada aspek-aspek Manajemen Risiko yang fokus pada pengendalian Fraud. Aspek-aspek tersebut paling kurang meliputi pengawasan aktif manajemen, kebijakan dan prosedur, struktur organisasi dan pertanggungjawaban, serta pengendalian dan pemantauan. Kebijakan dan prosedur yang disusun bank dalam rangka penerapan pengendalian anti Fraud perlu mempertimbangkan ukuran (size) bank dan kompleksitas kegiatan usahanya. Agar pelaksanaan kebijakan dan prosedur dapat berjalan dengan efektif, maka kebijakan dan prosedur tersebut perlu dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh jajaran organisasi bank dan berbagai pihak yang berhubungan dengan bank. Kebijakan dan prosedur dimaksud harus dirancang untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi dan dapat mencegah perilaku yang mengarah pada tindakan Fraud. Apa bedanya Prosedur dengan SOP, Instruksi kerja, Pedoman Kerja, Protap, Juklak, Juknis, User/Operating Manual, dll? Bagaimana membedakan dan membuat Pedoman dan Panduan? Mengapa prosedur penulisan harus dibuat terlebih dahulu, dan bagaimana membuatnya? Bagaimana membuat Prosedur berbasis Proses? Mengapa SOP Teknis sudah tidak disyaratkan lagi oleh ISO 9000, dan apakah 6 Prosedur Manajemen yang diwajibkan? Bagaimana mengantisipasi Prosedur yang dinamis oleh karena Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang sering bertambah dan berubah? Bagaimana membuat Hirarki Dokumen dari PBI hingga Prosedur dan Instruksi Kerja? Apakah 3 Anatomi SOP yang mendasar (Format, Elemen dan Atribut)? Mengapa SOP tidak boleh dibuat atas dasar ”Write what you do”? Bagaimana merubah fungsi SOP sebagai alat pandu menjadi alat pandu dan alat ukur, alat kendali, alat audit, alat reward and punish? Bagaimana membuat SOP dengan dua macam profil pengguna (Pemula dan Ahli)? Kapan harus menambahkan masa berlaku SOP? Mengapa Flowchart tidak dimulai dengan ”Start” atau ”Mulai”? Bagaimana mengintegrasikan SOP dengan Risk Management, Key Performance Indicator dan Service Level Agreement? Mengapa kebanyakan Penulis hanya menggunakan Format Narration dan Flowchart, dan tidak tahu bahwa Anotated Pictorial atau Video sering kali lebih efektif? Bagaimana mengendalikan SOP dengan Document Control dan Master Lists? Mengapa SOP yang dibuat berbasis Struktur dan Uraian Kerja tidak sehandal apabila dibuat berbasis Process Business Map? Mengapa SOP harus berbatas Waktu (SOP Lifecycle)? Bilamana SOP diberi tanda (Distempel) ”Controlled”, ”Uncontrolled”, ”Archieved” atau ”Obsolete”? Overview Pendekatan dalam Mitigasi Risiko anti fraud Kerangka Kerja Anti-Fraud Proses Mitigasi Fraud Tata Kelola Anti-Fraud Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris Kebijakan dan prosedur untuk penerapan pengendalian fraud Struktur organisasi dan pertanggung jawaban Strategi Anti Fraud Pencegahan Fraud Deteksi fraud Investigasi, Pelaporan dan Sanksi Pemantauan, Evaluasi dan Tindak lanjut Whistleblowing System (WBS) Teknik-teknik dalam pembuatan sop mitigasi risiko fraud pada bidang operasional

Risk Based Approach APU & PPT

Risk Based Approach APU & PPT

Pelatihan Penerapan Risk Based Approach APU & PPT ini memberikan panduan bagi penyedia jasa keuangan dalam membuat pedoman berbasis risiko. Pedoman dibuat berdasarkan pada Peraturan OJK (POJK) dan Surat Edaran OJK (SEOJK). Dalam pelatihan akan dijabarkan tentang pembuatan laporan, terkait program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme. Pembahasannya hingga teknis pelaksanaan yang sistematis dan terstruktur. Pelatihan ini juga diperkaya dengan pembahasan studi kasus pencucian uang dan pendanaan terorisme baik domestik maupun internasional. Pelatihan ini cocok untuk Industri Jasa Keuangan seperti bank, multi finance, dana pensiun, sekuritas, manajer investasi, asuransi, DPLK, pegadaian, perusahaan pembiayaan infrastruktur, lembaga pembiayan ekspor, modal ventura, fintech, dll. Menumbuhkan budaya sadar risiko pencucian uang, pendanaan terorisme pada setiap karyawan terutama petugas marketing, account officer, teller, customer service, dan operation. Menguasai teknik mitigasi risiko-risiko dengan Risk Based Approach APU PPT pada area yang rentan dengan pencucian uang dan pendanaan terorisme sesuai dengan POJK, SEOJK, dan UU terkait. Memberikan panduan penerapan prinsip customer due diligence (CDD) yang applicable. Knowledge check. Budaya sadar risiko “financial crime”. Overview kasus dan trend financial crime terkini terkait pencucian uang dan pendanaan terorisme. Overview PBI No 12/POJK.01/2017 dan SEOJK No 37/POJK.05/2017. Overview UU No 8 Tahun 2010 dan UU No 9 Tahun 2013. Peran dan fungsi petugas Unit Kerja Khusus (UKK) dalam penerapan Customer Due Dilligence (CDD) berbasis risiko. Prinsip Customer Due Dilligence (CDD). Kewajiban mengimplementasikan Prinsip CDD. Jenis CDD. Proses CDD dan Penerapannya. Hubungan antara CDD dan APU & PPT. Pemantauan profil nasabah/transaksi nasabah. Pembuatan profil nasabah berdasarkan risiko dengan pendekatan 4 faktor risiko utama. Nasabah. Negara/area geografis/yurisdiksi. Produk/jasa/transaksi. Jaringan distribusi (delivery channels). Pemahaman definisi-definisi terkait Risk Based Approach (RBA). Risk appetite. Risk tolerance. Risk capacity. Inherent risk. Residual risk. Enam tahap siklus Risk Based Approach (RBA). Penanganan customer berisiko tinggi (high risk customer). Teknik identifikasi aktifitas Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM). Berbagai teknis pencucian uang dan pendanaan terorisme dengan menggunakan berbagai produk jasa keuangan, baik bank maupun non bank. Latihan pembuatan matriks risiko (likelihood dan impact) nasabah berbasis RBA dan penerapannya terhadap pemantauan TKM dan pengkinian data.

Brave Leadership for Millenials

Brave Leadership for Millenials

Zaman terus berubah, manusia pun dituntut untuk menyesuaikan dengan segala perubahannya. Maraknya teknologi yang menawarkan Artificial Intelligent, seperti robot pintar dan berbagai macam aplikasi di smartphone, justru mengancam eksistensi manusia itu sendiri. Sikap malas, manja, egois, dan perilaku serba instan merupakan beberapa sikap negatif yang melekat pada mayoritas manusia milenial. Dengan banyaknya perusahaan yang saat ini para pekerjanya berasal dari generasi milenial, tak heran jika banyak perusahaan yang mulai berfokus terhadap kinerja generasi milenial. Generasi milenial saat ini akan menjadi pemimpin masa depan, era Abad 21. Oleh karena itu, generasi milenial saat ini memerlukan kepemimpinan yang berani dan mampu mereduksi sikap negatif di atas dan mampu mengeluarkan semua potensi positif dari kaum milenial seperti melek teknologi, cepat, haus ilmu pengetahuan, dan publikasi. Digital Mindset Observer and Active Listener Agile Inclusive Brave to be Different Behavior: The actions that make real lasting impact on others Relationship: The heart of leadership, If you can’t connect you can’t lead Attitude: Encompassing strategic, posture and culture choices around how to win Values: The bedrock of a high performing team, Get clear on what really matters Environment: Setting the context for everything else by understanding where you are playing Unbeatable (Pantang Menyerah) Uncover Your Barriers to Brave Escape Overwhelm and Frustration, Learn to Manage Stress and Anxiety Prepare for High-stakes Meetings and Conversations Have the Influence You Want to Have Set the Direction of Your Career Connect Powerfully Feel More Confident, Courageous, Satisfied and Purposeful Tap into the want of the people you lead to get the results you need

Career Path And Individual Development Analysis

Career Path And Individual Development Analysis

Career Path and Individual Development Analysis dikenal dengan title yang berbeda-beda di tiap perusahaan. Seluruh prosesnya dibangun melalui sistem yang terintegrasi antara beberapa sistem antara lain sistem Pengelolaan Karir, Succession Planning Talent Pool, Assessment, Training Management, dan metode-metode lain agar dapat memastikan individu-individu dengan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang relevan tersedia ketika dibutuhkan oleh perusahaan. Bagi organisasi/perusahaan yang memprioritaskan pengembangan SDM sebagai bentuk investasi yang penting, pelatihan ini sangat perlu diikuti agar investasi menjadi lebih efektif dan efisien. Melalui pemahaman mengenai career path and individual development analysis yang baik, maka HR Manager dan Line Manager dapat memprioritaskan skema pengembangan individu untuk mendukung pencapaian target perusahaan. Membekali peserta, pada khususnya para Line Manager, HR Manager, HR Officer, atau Divisi Career dengan keterampilan dan wawasan yang diperlukan untuk mengelola fungsi career dan people development dengan sukses, efektif, dan optimal. 1. Pengantar People Development Mengapa People Development Penting Kaitan dengan fungsi HR yang lain Manfaat People Development Lingkup kerja People Development Komponen People Development Karakteristik fasilitator People Development 2. Career Management Apakah Career Management? Lingkup Career Management (Career Path, Career Planning, Career Dev) Metodologi Career Management Bentuk-bentuk Career Management Manfaat Career Management 3. Career Path Definisi & Tujuan Career Path Proses penyusunan Career Path 4. Hal-hal yang berpengaruh dalam Career Management 5. Hubungan siklus hidup dengan karir 6. Pilihan karir 7. Defining Competency Standard Set up Role and Competency Matrix Set up Career Path Set up Rotation route 8. Talent Review Definisi & Tujuan Talent Review Proses Talent Review Model Talent Review (Assessment, People Review, dll) Evaluator Output dari Talent Review Proses penilaian 9. Career Planning Definisi & Tujuan Career Planning Persyaratan Career Planning Proses Career Planning Does & Don’ts Workshop Penyusunan Individual Career Planning (ICP) 10. Career Development Definisi & Tujuan Career Development Syarat-syarat dalam Career Development Kaitan Career Development dengan Performance Management Hambatan dalam Career Development Proses penyusunan Career Development Planning (IDP) Workshop IDP 11. Individual Performance Planning Prinsip Dasar Individual Performance Planning (IPP) Infrastruktur dasar untuk Individual Performance Planning Aktivitas dasar dalam siklus PDCA IPP Change Management dalam penerapan IPP Workshop IPP

Corporate Secretary for Professional Assistant

Corporate Secretary for Professional Assistant

Menghadapi tantangan perubahan serta kemajuan teknologi dan informasi, seorang sekretaris profesional atau personal assistant tidak hanya menampilkan diri secara profesional, namun harus mampu beradaptasi sesuai dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi. Sekretaris profesional dituntut tidak hanya terampil secara administratif, tetapi juga dituntut pengembangan diri meningkatkan kompetensi sesuai kebutuhan perusahaan, serta memahami fungsi serta peran strategisnya bagi perusahaan. Pelatihan ini mencoba memberi jawaban atas tuntutan-tuntutan bagi seorang sekretaris profesional atau personal assistant untuk dapat berperan efektif dan optimal di kantor pada era modern dan kompetitif saat ini. Peserta dapat memahami pentingnya penampilan prima dari seorang sekretaris. Peserta dapat memahami proses komunikasi dalam organisasi. Peserta dapat meningkatkan keterampilan mengelola pertemuan bisnis. Peserta mampu dalam mengelola waktu secara efektif dalam mengelola pekerjaan. Wawasan untuk memiliki keyakinan diri dan pemahaman yang kuat atas perannya sebagai sekretaris. Kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan atasan, rekan kerja, dan pihak eksternal. Kemampuan public relation untuk mendukung kehumasan perusahaan. Kemampuan menjalankan meeting dan corporate event lainnya. Kemampuan untuk mengelola dan filing dokumen. Kemampuan untuk mengelola ruang kerja berdasarkan konsep lean office. Total Image Pentingnya kepercayaan diri Berpikir dan bersikap positif Membangun citra diri Communication Skills Fungsi komunikasi dalam organisasi Peran sekretaris dalam komunikasi organisasi Memilih media yang tepat dalam komunikasi organisasi Komunikasi antar pribadi Time & Stress Management Stress waktu Analisis kegiatan kerja dan permasalahan yang dihadapi Meningkatkan efektivitas penggunaan waktu kerja Mengelola Pertemuan Bisnis Macam-macam pertemuan bisnis Mempersiapkan pertemuan bisnis Pelaksanaan dan tindak lanjut dari pertemuan bisnis Mengelola Hubungan Dengan Direksi, Managerial, Dan Pihak Eksternal Berkomunikasi secara efektif dengan mempergunakan teknik: tiru, samakan, pimpin. Kiat disenangi lawan bicara hanya dengan 5 menit pertama. Mempelajari 5 bahasa tubuh utama. Menyampaikan maksud dan tujuan dengan efektif. Latihan, Keahlian Komunikasi Ala NLP

Mengembangkan Model FTP Treasury yang Akurat dan Efektif untuk Meningkatkan Kinerja Perbankan

Mengembangkan Model FTP Treasury yang Akurat dan Efektif untuk Meningkatkan Kinerja Perbankan

Perkembangan dunia perbankan yang disertai dengan meningkatnya kompleksitas aktivitas Perbankan semakin mempertegas pentingnya manajemen perusahaan yang sehat yang dapat diandalkan. Hal tersebut merupakan faktor penting yang menjadi perhatian para investor dalam penilaian pilihan target investasinya. Penerapan manajemen yang sehat pada Perbankan pada dasarnya sudah dilakukan sejak awal pendiriannya, meskipun dengan cara yang masih konvensional dan berkembang sesuai dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal. FTP sebagai alat yang digunakan dalam pengelolaan struktur neraca perusahaan yang memperhitungkan risiko likuiditas, transformasi jatuh tempo, dan risiko suku bunga. Dengan semakin meningkatnya biaya pendanaan dan ilikuiditas, bank harus menilai kembali kebijakan Fund Transfer Pricing (FTP) dalam beberapa tahun terakhir dan regulator mengharapkan penilaian yang tepat dari biaya, manfaat dan risiko. FTP ini harus menjadi bagian dari semua harga produk, pengukuran kinerja, dan proses persetujuan semua produk baru. Pelatihan ini akan memberi gambaran tentang bagaimana menerapkan proses FTP ke fungsi bisnis, peran ALM dan teknik praktis untuk pembentukan neraca. Memahami konsep dasar FTP Treasury. Mengembangkan model FTP Treasury yang akurat dan efektif. Meningkatkan kinerja perbankan melalui penggunaan model FTP Treasury. Mengembangkan kemampuan dalam menganalisis dan menginterpretasikan data FTP Treasury. Pengenalan FTP Treasury Definisi dan konsep dasar FTP Treasury. Tujuan dan manfaat FTP Treasury. Pengenalan komponen-komponen FTP Treasury. Mengembangkan Model FTP Treasury Langkah-langkah mengembangkan model FTP Treasury. Pengenalan metode-metode pengembangan model FTP Treasury. Pengenalan tools dan teknologi yang digunakan dalam mengembangkan model FTP Treasury. Menganalisis dan Menginterpretasikan Data FTP Treasury Pengenalan jenis-jenis data FTP Treasury. Langkah-langkah menganalisis dan menginterpretasikan data FTP Treasury. Pengenalan teknik-teknik analisis data FTP Treasury. Mengimplementasikan Model FTP Treasury Langkah-langkah mengimplementasikan model FTP Treasury. Pengenalan strategi-strategi implementasi model FTP Treasury. Pengenalan tantangan-tantangan implementasi model FTP Treasury. Meningkatkan Kinerja Perbankan melalui FTP Treasury Pengenalan cara-cara meningkatkan kinerja perbankan melalui FTP Treasury. Langkah-langkah mengukur kinerja perbankan melalui FTP Treasury. Pengenalan strategi-strategi meningkatkan kinerja perbankan melalui FTP Treasury. Studi Kasus dan Diskusi

Contact Us

If you have any questions, send us a message!

Ready to Grow? Talk to an Expert Today!