Search
Close this search box.

How to Plan & Design Training Materials

How to Plan & Design Training Materials

Masih banyak ditemui materi training yang diberikan oleh seorang trainer adalah materi yang sudah jadi yang dirancang oleh orang atau pihak lain, sehingga dalam proses mendeliver training, trainer tidak sepenuhnya menguasai materi yang diberikan. Jika materi training dirancang sendiri oleh trainer yang memberikan, maka trainer tersebut lebih bebas berkreasi dalam menyampaikan karena ia bukan saja menguasai apa yang tersurat tapi juga ia tahu persis apa yang tersirat. Memberikan pemahaman tentang konsep dasar training sebagai salah satu unsur utama dalam proses pengembangan sumber daya manusia Memberikan pengetahuan & keterampilan dalam merancang proses Belajar – Mengajar sebagai Program Leader / Trainer, seperti menyusun Lesson Plan, Session Plan, Leader’s Guide, serta materi training itu sendiri Memberikan pengetahuan & keterampilan dalam men-design materi training step by step, yang ditampilkan dengan cara menarik dan mudah dipahami serta mampu menarik minat peserta untuk mempelajarinya. Pengertian Training sebagai salah satu metode Belajar (Learning) yang efektif Mengapa dan bilamana training dibutuhkan Apa yang disebut dengan training yang berhasil, serta syarat-syarat keberhasilannya Persepsi yang keliru (miss-concept) tentang Training Saling keterkaitan antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat Training berhasil Perencanaan Training yang menjadi tugas & tanggung jawab trainer untuk menyusunnya Bagaimana menetapkan judul dan garis besar materi training Bagaimana membuat Session Plan atau Agenda Program berdasarkan Garis Besar Materi Pengertian dan perbedaan antara Lesson Plan dengan Leader’s Guide Bagaimana membuat Lesson Plan Bagaimana membuat Leader’s Guide Mengenal unsur-unsur yang termasuk sebagai Materi Training Perbedaan antara Explaining Materials dengan Reading Materials Post-Training Evaluation System sebagai bagian dari materi training Bagaimana merancang Post-Training Evaluation Memahami struktur dari Training Materials Design Bagaimana men-design Training Materials step by step Tujuan dan manfaat dari setiap aspek yang ada dalam struktur design Bagaimana proses membuat SOP sebagai Training Manual Memahami penggunaan otak kiri dan otak kanan dalam proses belajar Bagaimana merancang slide untuk merangsang proses belajar dengan otak kanan Pemanfaatan fitur Power Point dalam membuat slide

Design and Delivery Training Models

Design and Delivery Training Models

Salah satu peran fungsi HR saat ini adalah memastikan pengembangan talent, Kompetensi dan Kapabilitas organisasi sejalan dengan tantangan dan sasaran organisasi jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu situasi ekonomi global yang relative melambat menjadikan para professional dan praktisi SDM Perusahaan melakukan efisiensi proses kerja dengan menggunakan sumber daya internal perusahaan secara maksimal. Dalam hal ini fungsi pelatihan semakin mempergunakan internal trainer/instruktur/fasilitator untuk mendorong transfer of knowledge di dalam organisasi. Selain mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran lebih cepat, cost effective, penggunaan internal trainer ini akan mendorong inovasi baru dalam membangun learning organization. SME (Subject Matter Expert) bukan hanya dilengkapi dengan skill mengajar tetapi harus diberikan skill dalam penyusunan kurikulum, desain pembelajaran yang sesuai dengan sasaran pembelajaran maupun competency gap reduction method yang tepat. Peserta mampu melakukan desain kegiatan training and development untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas karyawan (Competency Gap Reduction). Peserta mampu mengevaluasi training/development secara efektif dan terstandardisasi. Introductions : High Performance Learning Organization The Training Process Purpose of Training Policy How People Learn Accelerated learning Identifying Learning Needs Organizational, Group and Individual needs Competency Gap Analysis & Reduction Training Needs Analysis Report Critical incident method, Competencies, Appraisal, Self-analysis The Design Framework Behavioral objectives revisited The session design Costing the training Competency-based Training: Knowledge, skills and attitudes Skill Matrix & Analysis Developing training material: Structure, Objectives & Training Session Using Mind Mapping Software as a design tool Setting timings Case study & Role-Play Handouts and support materials, & Tips in developing slide Visual aids : Use of LCD, Flipchart & Whiteboard Producing lesson plans Becoming Learner Centred The Evaluation Process: Measurement level (Kickpatrick) & ROTI (Return on Training Investment)

International Joint Venture Agreement Legal Aspect In Drafting & Negotiation Skill

International Joint Venture Agreement Legal Aspect In Drafting & Negotiation Skill

Komitmen pemerintah untuk meningkatkan Iklim investasi dengan memberikan kepastian hukum serta jaminan insentif kepada investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia telah mendapatkan respon yang sangat positif. Pemerintah melalui undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal berkomitmen memberikan kepastian hukum kepada para investor dan memberikan jaminan equal treatment dalam operasional perusahaan penanaman modal asing di Indonesia. Namun demikian, pemerintah selaku regulator memberikan batasan-batasan tertentu kepada investor asing (negative list) sebagai bentuk perlindungan kepada potensi ekonomi Indonesia. Pada bidang-bidang tertentu investor asing diwajibkan oleh Undang-undang untuk menggunakan pengalaman pengusaha lokal (domestic partner) sebagai mitra pemegang saham atau mendirikan usaha patungan dengan pengusaha lokal tersebut (Joint Venture Company). Untuk menjamin kepastian hukum para pihak dalam menjalankan usaha patungan tersebut para pihak akan mengikatkan diri mereka dalam Joint Venture Agreement (JVA). Kemampuan dalam menyusun dan memahami anatomi dari JVA menjadi sangat esensial untuk melindungi kepentingan para pihak di Indonesia. Workshop ini dirancang untuk memberikan pelatihan secara eksklusif dan profesional dalam memahami dan membuat International Joint Venture Agreement. Peserta akan dibimbing oleh seorang yang sangat ahli baik secara akademik maupun praktis baik dalam tahap pembuatan, negosiasi maupun implementasi International Joint Venture Agreement. Mampu memahami tentang Joint Venture Company dan Joint Venture Agreement Mengetahui Ketentuan Internasional berkaitan dengan aspek perdagangan internasional Mengetahui Peran Negara (Pemerintah) selalu regulator public policy Memahami Strategi dan ketrampilan negosiasi dalam Joint Venture Agreement Dapat membuat outline bisnis international Joint Venture Agreement Mengetahui institusi Penyelesaian sengketa (dispute resolution) secara internasional Pemahaman tentang Joint Venture Company dan Joint Venture Agreement Ketentuan Internasional berkaitan dengan aspek perdagangan internasional Peran Negara (Pemerintah) selalu regulator public policy Strategi dan ketrampilan negosiasi dalam Joint Venture Agreement Merancang international Joint Venture Agreement Penyelesaian sengketa (dispute resolution) & Arbitrase Internasional

PENANGANAN DAFTAR HITAM NASIONAL (DHN) PENARIK CEK DAN ATAU BILYET GIRO KOSONG

PENANGANAN DAFTAR HITAM NASIONAL (DHN) PENARIK CEK DAN ATAU BILYET GIRO KOSONG

Penggunaan Cek dan Bilyet Giro sebagai alat pembayaran sangat diminati oleh masyarakat pemilik rekening di Indonesia, karena pembayaran dengan menggunakan Cek atau Bilyet Giro ini relatif aman, nyaman dibandingkan dengan menggunakan uang tunai. Tetapi dalam prakteknya masih terjadi risiko gagal bayar yang diakibatkan adanya Cek atau Bilyet Giro yang tidak disediakan dananya secara cukup oleh pemilik rekening giro atau lebih dikenal dengan Cek/Bilyet Giro kosong. Cek/Bilyet Giro kosong tentunya sangat merugikan masyarakat. Untuk meminimalkan risiko atas Cek/Bilyet Giro kosong serta menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Cek/Bilyet Giro, maka pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia memberlakukan sanksi secara nasional kepada Penarik Cek/Bilyet Giro kosong. Sanksi tersebut yaitu pemilik rekening giro yang melakukan penarikan Cek/Bilyet Giro kosong akan dimasukan kedalam Daftar Hitam Nasional (DHN) yang berlaku secara nasional. Peraturan tersebut diharapkan dapat memberikan jaminan hukum untuk menyelesaikan penanganannya dengan disertai penggunaan sanksi administrasi dan pidana sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku jika ada pelanggaran yang berlebihan. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan para peserta dapat mempelajari secara mendalam dan mengaplikasikan dalam praktek bagaimana tanggung jawab perbankan jika terjadi kesalahan dan pelanggaran dalam penggunaan cek dan atau bilyet giro oleh masyarakat pemilik rekening serta bagaimana penggunaan cek dan atau bilyet giro sebagai alat pembayaran masyarakat dalam praktik keseharian dan bagaimana penangannnya bila ada pelanggaran atas penarik cek dan atau bilyet giro kosong, Pengertian, Kewajiban Penyediaan Dana dan Tenggang Waktu Cek dan atau Bilyet serta Bilyet Giro Kosong dan Pembatalannya Pengertian dan Syarat-syarat Cek dan Bilyet Giro Kewajiban Menyediakan Dana dan Tenggang Waktu Cek dan atau Bilyet Giro Cek dan atau Bilyet Giro Kosong dan Pembatalannya Kriteria Pemilik Rekening Cek dan atau Bilyet Giro yang Dicantumkan Identitasnya dalam Daftar Hitam Nasional (DHN) Sanksi bagi Pemilik Rekening Cek dan atau Bilyet Giro Masuk Daftar Hitam Nasional (DHN) Pembatalan Identitas Pemilik Rekening Cek dan atau Bilyet Giro yang Masuk Daftar Hitam Nasional (DHN) dan Rehabilitasi Daftar Hitam Nasional (DHN) Kewajiban Bank Terhadap Cek dan atau Bilyet Giro Kosong serta Penyelesaian Hukum Penanganan Bank atas Pelanggaran Penarik Cek dan atau Bilyet Giro Kosong Kewajiban Bank terhadap Pembatalan Penarik Cek dan atau Bilyet Giro Kosong Penyelesaian Hukum yang Dilakukan Perbankan dalam Penanganan Pelanggaran atas Penarik Cek dan atau Bilyet Giro Kosong

Teknik Penagihan Kredit

Teknik Penagihan Kredit

Salah satu produk jasa yang diberikan oleh perbankan dan lembaga keuangan non bank adalah dalam bentuk kredit tunai, dimana kredit tersebut dikucurkan kepara debitur / nasabah sesuai kesepakatan kedua pihak. Namun dalam perjalanannya, sering kali kredit tersebut pada akhirnya bermasalah, sehingga proses collection menjadi macet. Peran seorang collector dalam situasi ini sangat penting dalam menentukan tingkat keberhasilan perusahaan khususnya dalam hal penagihan. Sehingga dibutuhkan keahlian dan teknik-teknik yang jitu dalam proses penagihan. Dalam pelatihan yang dikhususkan bagi para collector terutama di perusahaan-perusahaan financial seperti bank, leasing dll, para peserta akan dibekali pemahaman peran collector, strategi dan teknik penagihan serta pengukuran keberhasilan. Peran seorang collector sangat penting dalam menentukan tingkat keberhasilan perusahaan dalam penagihan. Sehingga dibutuhkan keahlian dan teknik teknik yang jitu dalam proses penagihan. Dalam pelatihan yang dikhususkan bagi para collector terutama di perusahaan-perusahaan financial seperti bank, para peserta akan dibekali pemahaman peran collector, strategi dan teknik penagihan serta pengukuran keberhasilan. Peserta pelatihan mampu meningkatkan kemampuannya dalam menjalankan fungsi collection menjadi lebih baik Peserta pelatihan mampu memahami Best practices collection yang sesuai perkembangan dan tantangan bisnis masa kini Peserta pelatihan mampu menyusun dan menjalankan penagihan secara lebih efektif dan produktif Meningkatkan kemampuan dalam hal teknik bagi para collector terutama dari kalangan perbankan dan leasing dalam menjalankan fungsi collection menjadi lebih efektif Membekali peserta dengan best practices collection yang sesuai perkembangan dan tantangan bisnis masa kini Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta akan mampu menyusun dan menjalankan tools penagihan secara lebih efektif dan produktif Analisa Informasi Kredit Penulisan Surat Peringatan atas Tunggakan Contoh Surat Peringatan Pertama sampai Peringatan Terakhir Peran dan Fungsi Kolektor Teknik-Teknik Penagihan Analisis Efektifitas Penagihan Collection Overview Memahami peran serta fungsi bagian penagihan kredit Mengetahui proses tindakan penagihan dan menentukan kapan dan bagaimana caranya melakukan penagihan Mengetahui posisi bagian penagihan terhadap bisnis secara keseluruhan Collection Strategy Mengelola kredit macet berdasarkan tingkat risiko Menentukan prioritas tindakan untuk setiap tingkat tunggakan kredit Menentukan ukuran keberhasilan kolektor dan tindakan lanjutan Collection Technique Mempelajari komunikasi selama penagihan Menentukan perilaku untuk mengatasi hambatan negosiasi Menghadapi tipe pelanggan berbeda untuk hasil optimal sesuai aturan perusahaan Collection Tools Mengenal alat bantu penagihan Menentukan prioritas penggunaan alat bantu berdasarkan risiko kredit Collection MIS Mengenal laporan di bagian penagihan seperti Productivity dan Portfolio MIS Menafsirkan laporan dan mengevaluasi efektivitas strategi penagihan Negotiation Skill in Collection Process Memahami konsep dasar negosiasi Persiapan dan proses komunikasi efektif dalam negosiasi Studi Kasus Divisi Kredit Staff Collection Pihak-pihak yang terkait

Redesign Strategy Penyusunan Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2022

Redesign Strategy Penyusunan Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2022

SEOJK No.25/SEOJK.03/2016 yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per tanggal 11 Agustus 2016 telah mengatur ketentuan pelaksanaan Rencana bisnis bank (RBB). RBB merupakan dokumen tertulis yang menggambarkan rencana kegiatan usaha bank jangka pendek (1 tahun) dan jangka menengah (3 tahun), termasuk rencana untuk meningkatkan kinerja usaha serta strategi untuk merealisasikan rencana tersebut sesuai dengan target dan waktu yang ditetapkan, dengan tetap memperhatikan pemenuhan prinsip kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko. Sebelumnya POJK No.6/POJK.03/2015 telah dikeluarkan. Dalam peraturan tersebut menjelaskan dalam rangka menciptakan disiplin pasar dan standard internasional, diperlukan adanya prinsip transparansi kondisi keuangan dan kinerja bank melalui laporan rencana bisnis bank. Menyediakan informasi berkualitas yang tepat waktu, akurat, relevan dan memadai, yang akan mempermudah manajemen bank menilai kondisi keuangan, kinerja, profil risiko, penerapan manajemen risiko, aktivitas bisnis bank, penetapan tingkat suku bunga dan seluruh kondisi keuangan entitas induk/subsidiary/sister company dan pihak terkait bank. Dengan aturan RBB yang telah dikukuhkan OJK, SEOJK menjadi paduan bagi bank umum untuk dapat melaksanakannya sesuai kebutuhan dan aturan yang telah dibuat regulasi. Untuk membuat rencana bisnis yang disusun oleh bank, tidak boleh ada salah kebijakan atau salah langkah. Selain itu juga manajemen bank dapat menerapkan penyusunan rencana bisnis yang jauh lebih realistis dan bukannya sekedar berandai-andai. Memberikan panduan yang jelas kepada peserta pelatihan bagaimana memahami sistem perencanaan strategis (strategic planning) perbankan, terutama bagaimana perbedaannya dalam Corporate Plan (jangka panjang) dan Business Plan/RBB (jangka pendek). Memberikan panduan yang lebih jelas & terinci bagaimana menyusun Business Plan/RBB yang sesuai dengan: POJK No.6/POJK.03/2015 tentang Prinsip Transparansi dalam Publikasi Laporan Bank. SEOJK No.25/SEOJK.03/2016 tentang RBB Tahun 2016. Strategic Planning (The Concept) Latar Belakang dan Definisi Sistem perencanaan strategis bank (POJK No.6/POJK.03/2015) Perencanaan strategis jangka pendek Perencanaan strategis jangka menengah Perencanaan strategis jangka Panjang Aktivitas sistem perencanaan strategis (penerapan POJK No.6/POJK.03/2015) Analisa lingkungan internal/eksternal Analisa pemasaran & persaingan Analisa portfolio bisnis Aktivitas sistem perencanaan strategis Analisa profitabilitas Analisa laporan keuangan bank Aktivitas pokok penyusunan business plan (RBB) bank Tujuan pembuatan business plan (RBB) Penerapan business plan (RBB) Sistematika business plan (RBB) Proses penyusunan business plan (penerapan sesuai SEOJK No.25/SEOJK.03/2016) Penetapan visi & misi Analisis lingkungan Proses penyusunan business plan Penetapan goal setting Penetapan rencana kerja & anggaran Proses penyusunan business plan Penetapan aktivitas pokok Implementasi strategi pencapaian Pemimpin Unit Operasional/Pemimpin Kantor Cabang dan Kantor Wilayah/Regional Bank Pemimpin Divisi terutama dari Divisi Perencanaan/Divisi Bisnis/Divisi Keuangan/Divisi Manajemen Resiko dan Kepatuhan Seluruh Unit yang banyak berhubungan dengan pembuatan Strategic Planning/Corporate Planning dan Business Plan Bank

Kredit Pembiayaan Pertanian dan Peternakan

Kredit Pembiayaan Pertanian dan Peternakan

Memahami bisnis sektor pertanian (khususnya: pertanian jagung, tebu, singkong) Memahami potensi dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada bisnis sektor pertanian (khususnya: pertanian jagung, tebu, singkong) Memahami rantai nilai bisnis sektor pertanian Memahami prospek bisnis sektor bisnis pertanian Memahami profil finansial bisnis sektor pertanian Memahami bisnis sektor peternakan (sapi, kambing, ayam, bebek, burung puyuh) Memahami potensi dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada bisnis sektor peternakan Memahami rantai nilai bisnis sektor peternakan Memahami prospek bisnis sektor bisnis peternakan Memahami profil finansial bisnis sektor peternakan Gambaran Umum Bisnis Sektor Pertanian Karakteristik Pertanian (Luas Usaha, Aspek Produk Peternakan: Musiman/Tidak, Aspek Penanganan Produk, Aspek Pemasaran Produk) Pertanian Skala Kecil Pertanian Skala Besar Potensi Bisnis Sektor Pertanian Hal-hal Penting yang Perlu Diperhatikan pada Sektor Pertanian Kepastian Harga Kepemilikan Lahan Pemilihan dan Ketersediaan Bibit Unggul Pola Budidaya Cara dan Waktu Panen yang Tepat Penanganan Pasca Panen Keberlangsungan Produksi Pasar yang ada Rantai Nilai Bisnis Sektor Pertanian Profil Finansial Usaha Sektor Pertanian Aset Perputaran Usaha Arus Kas Struktur Biaya dan Pendapatan Analisis Ekonomi Budaya Studi Kasus Gambaran Umum Bisnis Sektor Peternakan Karakteristik Peternakan (Luas Usaha, Aspek Produk Peternakan: Musiman/Tidak, Aspek Penanganan Produk, Aspek Pemasaran Produk) Peternakan Skala Kecil Peternakan Skala Besar Potensi Bisnis Sektor Peternakan Hal-h

Strategi Pemasaran KUR

Strategi Pemasaran KUR

Dalam suatu bisnis agar perusahaan berhasil dalam memasarkan produknya baik barang ataupun jasa maka diperlukan strategi pemasaran. Strategi pemasaran memiliki peran besar dalam berbagai bidang usaha dalam dunia bisnis. Strategi dalam memasarkan suatu produk juga bermanfaat agar perusahaan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam mengenai pasar yang akan dimasukinya sehingga apabila strategi dijalankan dengan baik, maka perusahaan dapat meningkatkan jumlah penjualannya. Bisnis dalam dunia perbankan merupakan salah satu sektor usaha yang juga membutuhkan strategi pemasaran, terutama pada jasa perkreditan. Fasilitas kredit yang diberikan oleh bank merupakan sumber aset terbesar bagi bank. Dapat dibayangkan jika suatu bank tidak mampu menyalurkan kredit, sementara dana yang terhimpun di simpanan jumlahnya besar maka sudah dapat dipastikan bank tersebut akan mengalami kerugian karena harus membayar bunga atas simpanan para nasabahnya. Oleh karena itu, strategi pemasaran pada jasa perkreditan sangat dibutuhkan mengingat masih banyak para pelaku usaha kecil yang masih belum memiliki pengetahuan tentang kredit sehingga mereka belum mau untuk menggunakan kredit. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang disalurkan melalui lembaga keuangan dengan pola penjaminan. Program KUR dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan permodalan usaha dalam rangka pelaksanaan kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM. Program KUR secara resmi diluncurkan pada tanggal 5 November 2007. Pembiayaan yang disalurkan KUR bersumber dari dana perbankan atau lembaga keuangan yang merupakan Penyalur KUR. Dana yang disediakan berupa dana keperluan modal kerja serta investasi yang disalurkan kepada pelaku UMKM individu/perseorangan, badan usaha dan/atau kelompok usaha yang memiliki usaha produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau feasible namun belum bankable. COURSE OUTLINE Pengertian, Tujuan KUR Kriteria Penerima dan Kemudahan KUR Strategi Pemasaran KUR Prosedur Pemberian KUR Produk KUR Kendala Pemasaran KUR Program KUR Untuk Pemberdayaan Usaha Skala Mikro Pada usaha skala mikro, program ini bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sektor informal berskala mikro, melalui upaya peningkatan kapasitas usaha, sehingga menjadi unit usaha yang lebih mandiri, berkelanjutan, dan siap untuk tumbuh dan bersaing. Program KUR Untuk Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program ini bertujuan mengembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan, dan meningkatkan daya saing UKM, sehingga pengetahuan serta sikap wirausaha baru semakin berkembang, produktivitas meningkat, wirausaha baru berbasis pengetahuan dan teknologi meningkat jumlahnya, dan ragam produk-produk unggulan semakin berkembang. Program ini untuk mendukung sasaran Meningkatnya Standarisasi UMKM dan Produk UMKM. Program KUR Untuk Peningkatan Manajemen Usaha Koperasi Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap upaya penguatan kapasitas usaha koperasi sektor pertanian, perikanan dan perdagangan Koperasi dan anggotanya, termasuk pasar ekspor, melalui pengembangan lembaga pemasaran, jaringan usaha termasuk kemitraan usaha, dan pengembangan sistem transaksi usaha yang bersifat on-line, terutama bagi komoditas unggulan berdaya saing tinggi. Program KUR Untuk Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM Program ini bertujuan mempermudah, memperlancar dan memperluas akses UMKM kepada sumber daya produktif agar mampu memanfaatkan kesempatan yang terbuka, dan potensi sumber daya lokal, serta menyesuaikan skala usahanya sesuai tuntutan efisiensi. Tahapan dalam perumusan model pelatihan manajemen yang efektif bagi pelaku usaha sektor UMKM dan sentra UMKM Identifikasi manajemen pelaku usaha UMKM pada sentra UMKM Merumuskan model pelatihan manajemen pelaku UMKM pada sentra UMKM Pengujian efektivitas model pelatihan manajemen pelaku UMKM Evaluasi efektivitas model pelatihan manajemen pelaku UMKM Membakukan model pelatihan manajemen dan implementasinya

Chargebacks

Chargebacks

Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan paradigma yang terjadi di masyarakat, terungkap bahwa sebagian masyarakat dunia umumnya dan Indonesia khususnya terbukti lebih suka menggunakan kartu pembayaran elektronik dibandingkan uang tunai. Pembayaran elektronik yang digunakan oleh masyarakat dapat berupa debet card maupun credit card. Maraknya penggunaan elektronik nyatanya juga tidak tanpa masalah, berbagai permasalahan pun muncul di antaranya dalam penggunaan credit card, salah satu permasalahan penggunaan credit card adalah dispute transaksi. Munculnya dispute pada akhirnya menimbulkan Chargeback. Perbankan sebagai salah satu lembaga penerbit credit card juga harus memahami bagaimana penanganan dispute hingga proses chargeback agar tidak merugikan perusahaan dan nasabah serta menjaga image perusahaan agar tetap baik. Mengetahui dan memahami dispute transaksi dan penanganannya Mengetahui Chargeback dan chargeback Process Flow Mampu melakukan pengendalian manajemen sehingga meminimalisasi terjadi chargebacks Understanding Chargebacks Retrieval Requests Chargeback Process Flow Chargeback Basics Arbitration Overview Pre-compliance and Compliance Overview Good Faith Collection Overview Chargeback Statistical Volume Automated Dispute Resolution Processing Conditions to Raise and Representment Chargebacks Best Operating Practices to Reduce Chargebacks Case Study

Transaksi Pembelian Operasional Aset Tetap ATK/Aset Umum Perusahaan

Transaksi Pembelian Operasional Aset Tetap ATK/Aset Umum Perusahaan

Memang bukan hal yang baru jika bekerja di sebuah perusahaan akan selalu ada prosedur transaksi. Transaksi perusahaan adalah bagian yang tak boleh sampai dilupakan. Terlebih jika nantinya membutuhkan berbagai yang berhubungan dengan operasional perusahaan. Memang membangun perusahaan atau menjalan tugas baik sebagai karyawan ataupun yang lain tak pernah luput dari proses transaksi ini. Jenis transaksi yang ada di dalam perusahaan juga sangatlah banyak dan bervariasi. Hal ini juga tergantung dari jenis perusahaan yang mereka miliki. Semua bagian di dalam sebuah perusahaan memiliki cara transaksi dan jenis yang berbeda. Hal tersebut juga memiliki fungsi tak sama untuk satu dengan yang lain. Oleh sebab itulah banyak pihak yang harus belajar lebih dulu apa saja jenis transaksi dalam sebuah perusahaan dan bagaimana cara yang tepat untuk memastikan semua fungsi telah sesuai dengan perencanaan dan ketentuan yang diberikan. Pengertian Transaksi Bentuk-Bentuk Transaksi Jenis-Jenis Transaksi Pembelian barang dari supplier Pembelian aset tetap Dokumen Bukti Transaksi Kwitansi Nota debet Nota kredit Faktur pembelian Cek Sistem Pencatatan Transaksi Pencatatan dengan Metode Akuntansi Berbasis Kas Pencatatan dengan Metode Akuntansi Berbasis Akrual Transaksi Operasional Pembelian ATK / Aset Umum Aset Tetap Berwujud Pengertian Aset Tetap Karakteristik Aset Tetap Contoh Aset Tetap Perolehan Aset Tetap dan Cara Mencatatnya

CSR Strategic & Corporate Reputation

CSR Strategic & Corporate Reputation

CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial memberikan banyak kontribusi bagi reputasi perusahaan keseluruhan. Rata-rata keputusan konsumen mengenai produk yang harus dibeli atau jasa yang mereka gunakan, dipengaruhi oleh reputasi perusahaan atas CSR. Perbankan memang telah menyatukan isu lingkungan, sosial, dan pemerintahan dalam strategi dan operasinya, tapi tidak semua bank benar-benar melakukannya. Banyak penghargaan yang diberikan pada efek signifikan CSR pada reputasi dan kepercayaan customer, namun perbankan belum mengoptimalkan CSR mereka. Peserta pelatihan mampu meningkatkan pemahaman terkait CSR dan membangun reputasi yang solid Peserta pelatihan mampu mengoptimalkan pelaksanaan CSR Peserta pelatihan mampu mengelola reputasi perusahaan Memahami CSR Ideal Standarisasi dan Regulasi CSR di Indonesia CSR Planning Stakeholder Identification & Mapping Model dan Pelaksanaan CSR yang Efektif Isu dan Program CSR Perbankan Mengukur Keberhasilan CSR CSR dan Reputasi Korporat Memahami Nilai dan Harapan Konsumen Membangun Reputasi yang Solid Mengukur dan Mengelola Reputasi Komunikasi CSR Efektif Strategi dan Taktik Komunikasi CSR Pemilihan Saluran Komunikasi CSR

Capacity Building dalam Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Community

Capacity Building dalam Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Community

CSR sebagai bagian dari pertanggungjawaban sosial profitable company kepada stakeholder eksternal perlu dikelola dengan baik dan tepat, sehingga dihasilkan dampak yang meningkatkan branding maupun positioning perusahaan, khususnya di era global yang menekankan perlunya perusahaan yang ramah lingkungan. Selain itu, manajemen CSR harus mampu juga memberikan dampak positif terhadap stakeholder internal, di mana salah satunya adalah CSR haruslah sesuai dengan value chain operasional perusahaan. Mengingat pelaksanaan CSR haruslah dipertanggungjawabkan, maka komponen penting lainnya adalah bagaimana membuat Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) yang lebih komprehensif (tidak hanya sekadar laporan keuangan), sehingga dapat dibuktikan akan mendukung strategi perusahaan dan dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) dari area geografis sasaran penjualan/operasional perusahaan. Meningkatkan pemahaman tentang bagaimana tim CSR perusahaan memahami konflik kepentingan dengan menerapkan konsep kepuasan stakeholder masyarakat Meningkatkan keterampilan dalam menerapkan manajemen CSR yang meliputi perencanaan strategis CSR dalam Strategy Map perusahaan, implementasi program, dan evaluasi keberhasilannya Meningkatkan keterampilan dalam membuat laporan CSR yang bersifat sustainable development Ruang lingkup manajemen CSR Stakeholder Satisfaction dan pengembangannya Konsep CSR, Konsep Comdev, Konsep Charity Program Pengembangan konsep CSR ke CSm (Customer Social Management) Identifikasi dan penyusunan program CSR Pengembangan KPI CSR Studi kasus keberhasilan dan kegagalan CSR

Contact Us

If you have any questions, send us a message!

Ready to Grow? Talk to an Expert Today!