Search
Close this search box.

Aspek Hukum, Pengikatan dan Eksekusi Agunan

Aspek Hukum, Pengikatan dan Eksekusi Agunan

– Peserta mampu memahami prinsip-prinsip dalam pemberian kredit Peserta memahami kebijakan dan kerangka hukum dalam perkreditan perbankan Peserta mampu memahami aspek hukum perkreditan dalam pemberian kredit khususnya yang berkaitan dengan legalitas pemohon kredit, pengikatan jaminan kredit dan penyelesaian kredit, termasuk risiko hukum baik dari segi pidana maupun perdata Peserta mampu menganalisa jaminan yang sesuai dengan kredit yang diberikan dan mengetahui berbagai risiko dan eksekusinya Overview Peraturan dan Ketentuan Terkait Perkreditan UU No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan PBI No.14/22/PBI/2012 Tentang Pemberian Kredit/Pembiayaan oleh Bank Surat Edaran BI No.15/40/DKMP Perihal Penetapan Manajemen Risiko Pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit atau Pembiayaan Aspek Hukum Perkreditan dan Dokumentasi Kredit Fasilitas Kredit (Prosedur dan Segala Hal yang Perlu Diperhatikan)

MASTERING BASIC ACCOUNTING & FINANCIAL STATEMENT

MASTERING BASIC ACCOUNTING & FINANCIAL STATEMENT

Akuntansi adalah bahasa bisnis, oleh karena itu, anda yang ingin sukses berbisnis wajib mengerti bahasa bisnis. Pemahaman akuntansi yang baik akan menjadikan anda mampu mengevaluasi kondisi perusahaan. Evaluasi laporan keuangan akan menguak informasi tertutup dari sebuah laporan keuangan. Semua informasi dari sebuah laporan keuangan menjadi dasar yang penting untuk pengambilan keputusan. Keputusan yang tepat menjadikan perusahaan anda akan berada dalam jalur yang tepat, sehingga misi perusahaan lebih mudah dicapai. Laporan keuangan adalah ringkasan kondisi perusahaan pada tanggal neraca dan kinerja perusahaan dalam periode tertentu. Untuk menyeragamkan proses dan metode penyusunannya, laporan keuangan harus disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum atau di Indonesia dikenal dengan istilah PSAK (Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan). PSAK Indonesia saat ini sebagian besar sudah dikonversi untuk menyesuaikan dengan IFRS (International Financial Report Standard). Peserta dapat memahami prinsip-prinsip dasar akuntansi. Peserta dapat memahami mengapa sebuah laporan keuangan harus memenuhi kaidah yang berlaku umum misalnya PSAK di Indonesia atau GAAP di USA. Peserta dapat memahami persamaan dasar akuntansi sebagai filosofi dasar untuk membentuk Neraca. Peserta dapat memahami bahwa Laporan Laba / (Rugi) merupakan representasi dari aktivitas perusahaan dalam menjalankan misinya. Peserta dapat memahami siklus akuntansi dan dapat melakukan proses recording, adjustment sampai dengan meringkas transaksi menjadi Laporan Keuangan. Peserta dapat menggunakan dan menggali informasi penting dari laporan keuangan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Akuntansi Bahasa Bisnis Laporan Keuangan – Fungsi Sistem Akuntansi dan Audit Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum di Indonesia dikenal dengan PSAK Laporan Keuangan – Titik Awal Belajar Akuntansi Efek Transaksi Bisnis Bentuk Organisasi Dalam Bisnis Pengguna Laporan Keuangan Perubahan Posisi Keuangan Ledger – Kegunaan dan Double Entry Accounting Jurnal – Kegunaan dan Posting Journal Entry Neraca Percobaan (Trial Balance) Pengantar Siklus Akuntansi Manfaat Ledger dan Jurnal Untuk Manager Menghitung Laba / (Rugi) dan Neraca, Akhir dari Siklus Akuntansi Apakah Laba Bersih / (Rugi) Akuntansi Ayat Jurnal Penyesuaian Menyiapkan Satu Set Laporan Keuangan Jurnal Penutup Untuk Rekening Temporary Menyelesaikan Siklus Akuntansi Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Sekilas tentang Perusahaan Dagang Sistem Inventory Perpetual Sistem Inventory Periodic Evaluasi Kinerja Perusahaan Dagang Analisa Laporan Keuangan dan Laporan Arus Kas Mengukur Tingkat Likuiditas dan Risiko Kredit Mengukur Rasio Profitabilitas Mengukur Rasio Efisiensi Operasi Mengukur Rasio Leverage Mengukur Rasio Tingkat Pengembalian Laporan Arus Kas

Analisa Penilaian dan Pembinaan Efisiensi Kinerja Kantor Cabang dan Cabang Pembantu

Analisa Penilaian dan Pembinaan Efisiensi Kinerja Kantor Cabang dan Cabang Pembantu

Perkembangan dunia bisnis/industri dari waktu ke waktu dan masa ke masa sudah dapat dipastikan akan semakin ketat dan kompetitif. Untuk dapat bertahan dan menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat ini, khususnya dalam perbankan maka harus mampu meningkatkan kinerja perusahaan itu sendiri. Peningkatan kinerja perusahaan tersebut tidak terlepas dari peningkatan kinerja tiap-tiap kantor sebagai saluran distribusi yang berhubungan langsung dengan nasabah. Oleh karena itu untuk mengetahui peningkatan kinerja dan efisiensi tiap-tiap kantor/kantor Cabang diperlukan penilaian dan pembinaan kinerja Kantor Cabang. Disamping itu bisa dikatakan hampir 50% jaringan kantor suatu bank adalah Kantor Cabang Pembantu, sehingga keberhasilan pencapaian kinerja perusahan tergantung juga kepada pencapaian kinerja Kantor Cabang Pembantu. Dalam pelatihan ini akan disampaikan bagaimana sistem pengukuran kinerja atau penilaian efisiensi kinerja pada Kantor Cabang dan Cabang Pembantu pada perbankan dan apakah sistem pengukuran kinerja yang diterapkan dapat berfungsi sebagai alat pengendalian manajemen bagi perusahaan. Serta bagaimana cara membina kantor cabang agar tetap bersaing dalam perkembangan dunia bisnis saat ini. Dengan training ini peserta mampu melakukan penilaian dan memberi/menentukan alat untuk menilai kinerja cabang terutama dari sisi efisiensinya, sehingga dapat diketahui cabang yang efisien dan yang tidak efisien. Untuk cabang yang tidak efisien manajemen diberikan informasi penyebabnya dan solusi untuk perbaikan kinerjanya. Konsep Dasar Penilaian Efisiensi Kinerja Kantor Cabang dan Cabang Pembantu Strategi dan Standar Pengukuran Efisiensi Kinerja Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu Alat Untuk Mengukur Tingkat Keberhasilan Kinerja Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard Mengukur dalam Penilaian Kinerja Cabang dan Cabang Pembantu Berdasar Sistem Keuangan Kinerja Penghimpunan Dana Kredit Rasio Kredit Bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Bad Debt Recovery Pencapaian Laba Mengukur Penilaian Kinerja Cabang Perspektif Nasabah Hasil Survei Kepuasan Nasabah Penanganan Pengaduan Nasabah Peningkatan Jumlah Nasabah Dana, Kredit dan ATM Mengukur dalam Penilaian Kinerja Cabang dari Proses Bisnis Internal Kualitas Pelaporan Cabang Rasio Likuiditas Mengukur dalam Penilaian Kinerja Cabang Berdasar Pembelajaran dan Pertumbuhan Jumlah Pengarahan Pegawai Kapabilitas Pekerja dan Kapabilitas Sistem Informasi Jumlah Keterlambatan Hadir Pegawai Hasil Pengukuran Penerapan Standar Pelatihan Bahan Evaluasi Kinerja (Aspek-aspek Kinerja yang Memerlukan Perbaikan) Faktor-faktor Penyebab Tidak Efisien dan Rekomendasi Perbaikan untuk Masing-masing Cabang Agar Dapat Dicapai Kondisi Efisien Mengarahkan Kinerja Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu dalam Memberikan Kontribusi Usaha Kepada Kantor Pusat Penyusunan Klasifikasi Jaringan Kantor Berdasarkan Lingkup Kegiatan yang Diselenggarakan

Professional Secretary and Publication

Professional Secretary and Publication

Sekretaris harus memiliki ketrampilan yang baik seperti manajemen waktu, komunikasi dan mampu berpenampilan menarik dan profesional di hadapan banyak orang. Sekretaris dituntut untuk selalu siap dalam setiap kondisi tidak terduga dengan tetap menghasilkan pekerjaan yang baik. Untuk mencapai hal tersebut, maka dalam training ini akan membantu memberikan pemantapan sekaligus pendalaman dan pembekalan bagi mereka untuk menjadi sekretaris yang profesional, serta tips dan trik untuk menangani semua pekerjaan secara efektif dan efisien. Sebaik apapun program yang dilakukan apabila tidak di komunikasikan dengan baik maka tidak akan berdampak terhadap image lembaga. Di era transparansi dimana masyarakat ingin terlibat langsung dalam setiap program yang diselenggarakan pemerintah, penting untuk memiliki strategi dan keterampilan untuk mengaplikasikan secara tepat kedalam strategi tersebut. Di Era digital sekarang, tupoksi staf Humas Instansi/Perusahaan tidak jauh beda dengan staf marketing profesional. Kehadiran website dan media sosial menjadikan Humas dan Marketing sulit dibedakan. Keduanya bertupoksi sama, menyebar informasi, promosi, menjaga dan membangun citra, serta melayani audiens, bukan sekadar melayani konsumen atau publik. Kemunculan konsep baru kehumasan, seperti Corporate Blogging, Corporate Journalism, dan Social Media Strategy membuat praktisi humas familiar dengan teknik komunikasi melalui media baru (new media). Maka dari itu, Praktisi Humas Modern dituntut memiliki kemampuan, keterampilan (skills), atau kapasitas multimedia, serta dapat memahami dan menguasai komunikasi di dunia maya (internet) yang tidak hanya mengandalkan teks, tapi juga audio, video, foto, dan grafis. Dan juga menciptakan gimmick-gimmick yang membuat masyarakat tertarik dan mau terlibat dengan program tersebut. Memberikan pengetahuan tentang peran sekretaris di era globalisasi Meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam menangani pekerjaan kesekretariatan secara profesional Meningkatkan profesionalitas & rasa tanggung jawab seorang sekretaris terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan atau pimpinannya Memberikan kunci sukses menjadi sekretaris professional Memahami berbagai model media informasi dan jurnalistik, kekuatan kelemahan dan bagaimana mengoptimallisasikannya. Mampu mengelola berbagai media “kekinian” untuk mengkomunikasikan program-programnya dengan cara-cara yang sesuai dengan perilaku masyarakat di era digital. Mampu menyusun strategi dan mengaplikasikan kampanye di sosial media aplikasi sederhana yang mudah digunakan. Managerials Skills Filing Techniques Filing System and Handling Paperwork Meeting and Traveling Planning Making Appointments Time Management Design Plan Strategic Creative Thinking Skill Excellent Communication Skills Communication Principles Human Relationship Building Business Communication Ethics Use Voice, Listening Effectively and Body Language How to be Assertive General Communicator Style Interpersonal Communication Skills Intercultural Communication Management Stress Knowing about Stress Characteristics Stress How to Manage Your Stress Communication Psychology Style and Etiquette Life and Fashion Style Make Up Style Excellent Manner and Attitude Mengenal berbagai media komunikasi kekuatan dan keunggulannya Content Design (Mendisain konten yang disukai dan di share oleh masyarakat) Creative Content (penulisan kreatif yang menarik bagi masyarakat) Prime Time Sosial Media (waktu-waktu terbaik untuk upload materi sosmed) Membuat video satu menit untuk sosialisasi menggunakan apps sederhana dan memahami bahasa visual (lewat foto dan video)

Financial Management & Decision Making

Financial Management & Decision Making

Manajemen keuangan telah berkembang sangat cepat sehingga penilaian performansi keuangan dan melakukan prediksi performansi yang akan datang sangat dibutuhkan. Hasil analisis ini merupakan masukan yang sangat berharga untuk perusahaan dalam merumuskan strategi di masa depan. Dalam menilai hasil pencapaian/prestasi perusahaan yang terlihat pada laporan keuangan perusahaan, pimpinan perusahaan biasanya berorientasi pada laba perusahaan saja. Padahal dari laporan keuangan dapat tercemin berbagai aspek/masalah potensial yang mungkin segera harus ditanggulangi. Perusahaan dengan laba kecil, namun kondisi keuangan memadai, relatif akan lebih baik dibanding perusahaan dengan laba besar, namun kondisi keuangan buruk. Pelatihan ini akan membahas mengenai Financial Management & Decision Making. Sehingga diharapkan peserta pelatihan mampu membaca dan mengerti suatu laporan keuangan selanjutnya dapat memberi alternatif solusi management bagi perusahaan serta diharapkan pula mampu mengetahui kelemahan dan keunggulan dari competitor dan meminimalisir resiko dan sekaligus mampu melakukan pengawasan dan penilaian secara berkesinambungan atas seluruh aspek keuangan Laporan Keuangan Balance Sheet (Neraca) Income Statement (Daftar Laba/Rugi) Funds Flow Statement Peran dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan Maksud analisis laporan keuangan Analisis performansi masa lalu Analisis proyeksi performansi Interpretasi hasil analisis Analisis Keuangan Perusahaan Break-even, Contribution Margin dan Operating Leverage Konsep nilai waktu dari uang Konsep Internal Rate of Return (IRR) dan Net Present Value (NPV) Teknik Evaluasi Investasi Analisis Rasio dan Posisi Keuangan Perusahaan Analisis Variansi Keuangan Praktikum Penggunaan Teknik Analisis Keuangan Perusahaan Membiayai Bisnis Perencanaan Keuangan Perusahaan Sumber Keuangan Jangka Pendek dan Menengah Pembiayaan dengan Sumber Jangka Panjang Konsep Cost of Capital Financial Forecasting Peran financial forecasting dalam perencanaan keuangan Metoda financial forecasting Regresi dan metoda Markov Praktikum aplikasi teknik financial forecasting Budgeting Techniques Teknik penyusunan anggaran Prediksi cashflow The Pro Forma Statement Apa yang dimaksud dengan pro forma statement Kerangka analisis Mempersiapkan pro forma statement The pro forma income statement The pro forma balance sheet Studi kasus dan diskusi Financial Modeling Simulasi keuangan Teknik optimasi anggaran Corporate Valuation Diskusi Studi Kasus

Legal Risk Transaksi Kredit

Legal Risk Transaksi Kredit

Bank adalah Lembaga Intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan usahanya tergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut, Bank menghadapi berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, maupun risiko reputasi. Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi masing-masing Bank, menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang “highly regulated”. OBJECTIVES Peserta pelatihan mampu memahami secara komprehensif berbagai ketentuan perundang-undangan di bidang Perbankan Peserta mampu memahami sistem, struktur dan kelembagaan Perbankan di Indonesia Peserta pelatihan mampu memahami kewajiban-kewajiban dari Bank Peserta pelatihan mampu mengetahui Ketentuan Rahasia Perbankan Peserta mampu memahami secara komprehensif terhadap hak-hak nasabah selaku pihak konsumen Perbankan Peserta pelatihan mampu memahami tentang Money Laundering dan berbagai kejahatan di bidang Perbankan Verifikasi Legal Calon Debitur / Debitur: perorangan, badan usaha non badan hukum, badan usaha badan hukum & perusahaan group Verifikasi Legalitas Agunan Verifikasi Legalitas Surat Kuasa: Keabsahan Surat Kuasa, Bentuk Surat Kuasa & Surat Kuasa yang Menjamin Kepentingan Bank Aspek Legal Pemberian Kredit Aspek Legal Bentuk Pengikatan Jaminan Kredit Aspek Legal Skim Pemberian Kredit

Review Kertas Kerja Audit

Review Kertas Kerja Audit

Pengertian reviu menurut Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (SAAPIP) adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan. Reviu Kertas Kerja Audit (KKA) merupakan suatu proses penelaahan ulang secara cermat, kritis, dan sistematis atas catatan-catatan yang dibuat, dikumpulkan, dan disimpan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, serta simpulan audit yang dibuat. Pembuatan dan penyusunan kertas kerja audit (KKA) yang baik merupakan persyaratan mutlak dalam setiap penugasan audit, baik untuk audit keuangan, audit kinerja maupun audit dengan tujuan tertentu. Bagi profesi auditor, kertas kerja audit merupakan alat pertanggungjawaban utama atas pelaksanaan tugas audit, bahkan dapat dikatakan bahwa KKA sama pentingnya dengan laporan hasil auditnya sendiri. Pengertian KKA berdasarkan Statements on Auditing Standards (SAS) Nomor 41 adalah catatan (dokumentasi) yang dibuat oleh auditor mengenai bukti-bukti yang dikumpulkan, berbagai teknik dan prosedur audit yang diterapkan, serta simpulan-simpulan audit yang dibuat selama melakukan audit. KKA merupakan bukti pelaksanaan penugasan yang telah dilakukan, dikumpulkan, dan yang ditemukan oleh auditor. KKA harus mendukung setiap fakta yang dikemukakan dalam laporan dan simpulan atau analisis yang diambil dalam suatu penugasan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa KKA merupakan riwayat yang sesungguhnya dari suatu penugasan audit. KKA yang baik pada umumnya mencerminkan: Kegiatan audit, yang dimulai sejak tahap perencanaan, survai pendahuluan, evaluasi atas sistem pengendalian manajemen, pengujian substantif, pelaporan, dan tindak lanjut hasil audit. Langkah-langkah audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan simpulan hasil audit. Auditor profesional harus dapat menyusun KKA secara baik, yaitu KKA yang memenuhi syarat minimal yang ditetapkan dalam standar profesi. Pusdiklatwas BPKP, Tahun 2009 2003: Diklat Penjenjangan Auditor Ketua Tim 9 Reviu KKA merupakan langkah penting dalam pelaksanaan audit, oleh karena itu Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (SA-APIP) secara tersirat mewajibkan dilaksanakannya reviu. Perencanaan Audit Program survai pendahuluan Program pengujian sistem pengendalian manajemen (SPM) Ikhtisar yang mungkin akan diperoleh/diharapkan setelah survai pendahuluan dan pengujian SPM dilaksanakan Pelaksanaan Audit Reviu Atas Pelaksanaan PKA Reviu pembuatan KKA Reviu atas kecukupan, relevansi, dan keandalan bukti Reviu atas kecukupan dan kecermatan pengujian Reviu atas pembuatan simpulan, konsistensi data dan ikhtisar Reviu atas pencapaian tujuan audit dan kegiatan Reviu atas temuan dan penyajian temuan Reviu atas rekomendasi Penyelesaian Pekerjaan Audit Reviu Atas Kelengkapan Fisik KKA Reviu kelengkapan daftar isi KKA Reviu alur pikir daftar isi KKA Reviu kecocokan daftar isi KKA dengan fisik KKA Keserasian antara KKA utama dengan KKA pendukung Reviu Atas Format Dan Kerapihan Identitas unit organisasi auditor (A) No. KKA, Ref. No. PKA, Nama Penyusun, Paraf, dan Tanggal (B) Nama Auditan, Sasaran, dan Masa yang Diaudit (C)

UPDATING SISTEM PEMBAYARAN (SISTEM BI-RTGS, SKN DAN BI-FAST)

Updating Sistem Pembayaran, Sistem BI RTGS, Sistem SKN, Sistem BI FAST, Inovasi Sistem Pembayaran, Digitalisasi Transaksi Perbankan, Infrastruktur Pembayaran Nasional, Pelatihan Sistem Pembayaran, Pelatihan BI RTGS SKN BI FAST, Pelatihan Digitalisasi Transaksi, Training Infrastruktur Pembayaran, Pelatihan Inovasi Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran memegang peran strategis dalam mendukung kelancaran transaksi ekonomi, efektivitas layanan perbankan, dan stabilitas sistem keuangan nasional. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital dan meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap layanan keuangan yang cepat, aman, dan efisien, Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran terus melakukan pembaruan menyeluruh terhadap infrastruktur pembayaran nasional. Melalui visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI 2025), Bank Indonesia mendorong transformasi digital sistem pembayaran melalui tiga pilar utama: digitalisasi layanan, interoperabilitas sistem, dan inklusivitas akses keuangan. Dalam konteks ini, BI telah mengembangkan dan mengimplementasikan tiga sistem inti: BI-RTGS (Real-Time Gross Settlement): sistem penyelesaian transaksi bernilai besar secara real-time dan aman antar peserta. SKNBI (Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia): sistem kliring elektronik untuk transaksi ritel bernilai kecil hingga menengah. BI-FAST: sistem pembayaran ritel real-time 24/7 yang murah, cepat, dan inklusif, sebagai pengganti bertahap terhadap SKNBI. Bagi sektor perbankan, pembaruan ini tidak hanya berdampak pada aspek teknis dan operasional, tetapi juga pada kepatuhan terhadap regulasi, penyesuaian produk dan layanan, serta perlindungan konsumen. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap struktur, mekanisme, dan kebijakan terbaru dalam sistem pembayaran menjadi penting bagi seluruh pelaku industri perbankan. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan wawasan terkini serta keterampilan praktis terkait sistem BI-RTGS, SKNBI, dan BI-FAST, sehingga perbankan mampu mengintegrasikan pembaruan sistem ini ke dalam proses bisnis dan layanan digital mereka secara efektif dan sesuai regulasi. Konsep Dasar Sistem Pembayaran Perhatian (concern) terhadap Bank Central dalam System Pembayaran Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran Perkembangan Alat Pembayaran Proses Pembayaran What is a Patment System? Bank for International Settlement UU No. 23 Tentang Bank Indonesia (Pasal 1) National Payment Blue Print Bank Indonesia Kepentingan bank Sentral terhadap Sistem Pembayaran Kebijakan System Pembayaran Komponen Sistem pembayaran Metode Settlement Sistem BI – Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) Overview BI-RTGS Jenis transaksi yang harus diselesaikan dengan sistem BI-RTGS Tugas Bank Indonesia dalam BI-RTGS Peran Bank Indonesia dalam BI-RTGS Service Level Agreemet (SLA) Pricing Policy Window Time Pedoman Kepesertaan Sistem Kliring Nasional (SKN) Blue Print Mengenal BI-FAST Payment System Solusi untuk Menyambut Implementasi BI-FAST Operasional 24/7 Real-time di level bank dan nasabah Transaksi push dan pull Dapat menggunakan Proxy Address Memiliki fraud detection system Fitur notifikasi kepada nasabah secara otomatis Memiliki sistem Anti Money Laundry/Combating the Financing of Terorism (AML/CFT)

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu. Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis. Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing-masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang. Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapkan dan menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal, dan Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal umum yang biasa terjadi adalah mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal yang lebih penting yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai Analisis Laporan Keuangan. Dalam Training Analisa Laporan Keuangan Dengan Rasio Keuangan ini kita akan pelajari tentang Critical Financial Ratios, baik dari Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas dan Rasio Solvabilitas. Beragam metode seperti: common size financial statement, percentage change statement, critical financial ratios, dipergunakan untuk melakukan analisa laporan keuangan. Akan tetapi financial ratios banyak dipakai sebagai acuan dalam menganalisa laporan keuangan. Analisa laporan merupakan suatu proses berpikir yang sistematis untuk menentukan hubungan dan tendensi antara pos-pos laporan keuangan sehingga dapat diketahui secara lebih mudah dan sederhana tentang kesehatan dan kinerja serta perkembangan suatu perusahaan tersebut. Dalam training ini akan dijelaskan cara perhitungan rasio keuangan yang dapat menjadi acuan terhadap kelangsungan kinerja dari suatu perusahaan. Critical Financial Ratios: Analisa Rasio Profitabilitas Analisa Rasio Likuiditas Analisa Rasio Aktivitas Analisa Rasio Solvabilitas Metode dan teknik analisa rasio keuangan perusahaan Metode analisa partumbuhan Metode trend dan indeks Metode analisis rasio Analisis rasio laporan keuangan perusahaan Rasio Likuiditas Current ratio Cash ratio Quick ratio atau Acid test ratio Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas Gross profit margin Operating income ratio Net profit margin Earning power of total investment Rate of return investment (ROI) atau Net earning power ratio Return on equity Rate of return on net worth atau rate of return for the owners Rasio Solvabilitas atau Laverage Ratio Total debt to assets ratio Total debt to equity ratio Rasio Aktivitas atau Activity Ratio Total assets turn over Working capital turn over Fixed assets turn over Inventory turn over Average collection period ratio Receivable turn over Diskusi dan kasus dengan melihat IDX Statistic sebagai indikator rasio industri

Alokasi Modal Inti Bank Umum

Alokasi Modal Inti Bank Umum

Latar Belakang Ketahanan dan daya saing perbankan nasional sangat dipengaruhi dan memerlukan dukungan struktur perbankan yang kuat sebagai kerangka dasar untuk mendukung perekonomian nasional. Disamping itu, globalisasi dalam sistem keuangan serta pesatnya perkembangan teknologi informasi dan inovasi produk keuangan telah menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks dan dinamis diantara subsektor keuangan serta diantara lembaga jasa keuangan maupun kelompok keuangan yang dapat mendorong peningkatan eksposur risiko sehingga diperlukan peningkatan efisiensi serta efektivitas pengaturan dan pengawasan Bank secara umum maupun terintegrasi. Sejalan dengan high-risk-high-return untuk meningkatkan ukurannya bank harus meningkatkan keuntunggan yang didapatkan dengan cara meningkatkan kompleksitas usahanya. Akan tetapi, disaat yang bersamaan bank juga akan meningkatkan risiko yang akan dihadapi. Oleh karena itu, bank membutuhkan modal sebagai penyerap risiko agar dapat meminimalisir risiko tersebut. Ketika risiko tersebut dapat diminimalisir maka akan dapat menjaga kestabilan bank, sehingga dapat berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Program ini disusun dengan tujuan memberikan awareness dan kompetensi yang memadai kepada para Jajaran Pejabat & Pengurus Bank, Pemangku Kepentingan, dan Pemegang Saham Pengendali (PSP) terkait kewajiban pemenuhan modal inti minimum bank, sebagai bagian dari upaya penguatan struktur, ketahanan, dan daya saing industri perbankan sehingga mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga mendorong industri perbankan mencapai level yang lebih efisien menuju skala ekonomi yang lebih tinggi. Ketentuan Umum Ruang Lingkup Penetapan Zona dan Koefisien Masing-Masing Zona Penetapan Biaya Investasi Pembukaan Jaringan Kantor Bank Umum Pertimbangan Pencapaian Tingkat Efisiensi Dalam Pembukaan Jaringan Kantor Perhitungan Alokasi Modal Inti Bank Umum Perhitungan Ketersediaan Alokasi Modal Inti Bank Umum Penetapan Jumlah Pembukaan Jaringan Kantor Bank Umum Perimbangan Penyebaran Jaringan Kantor Bank Umum Pada Zona Tertentu Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup

How to Detect and Prevent Creative Accounting & Fraud in Financial Report

How to Detect and Prevent Creative Accounting & Fraud in Financial Report

Kalau Anda masih ingat skandal akuntansi yang mengakibatkan ambruknya dua perusahaan raksasa Amerika yakni Enron dan WorldCom beberapa waktu lalu, maka secara sederhana apa yang terjadi di dua perusahaan publik tersebut dapat dikategorikan sebagai creative accounting (accounting gimmicks and fraud) yang juga dikenal dengan sebutan shenanigan. Yang patut diketahui adalah bahwa kasus serupa dapat terjadi di perusahaan manapun yang menggunakan accounting sebagai basis pencatatan transaksinya. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah Anda sudah memiliki pola pencegahan dan pendeteksian agar hal itu tidak terjadi di perusahaan Anda? Bagaimanapun kasus Enron & Worldcom telah menjadi pelajaran yang tak ternilai bagi kalangan bisnis dunia, bukan saja karena kasusnya terjadi di Amerika yang notabene sistemnya sudah serba canggih di bawah pengawasan pasar modal yang memiliki sistem regulasi yang telah teruji, namun lebih dari itu akibat yang ditimbulkannya sendiri sangat fatal bagi perusahaan. Memahami accounting gimmicks and fraud dalam perusahaan Mempelajari teknik-teknik yang akurat dalam mendeteksi adanya accounting gimmicks dan fraud dalam laporan keuangan serta bagaimana cara pencegahannya Sharing experience mengenai kasus-kasus yang berkaitan dengan shenanigans Pokok-Pokok Bahasan What are Shenanigans? Searching for Shenanigans Shenanigans No.1: Recording Revenue too soon Shenanigans No.2: Recording Bogus Revenue Shenanigans No.3: Booting Income with one time gains Shenanigans No.4: Shifting Current Expenses to a Later Period Shenanigans No.5: Failing to Record or Disclose all Liabilities Shenanigans No.6: Shifting Current Expenses to Current Period Shenanigans No.7: Shifting Future Expenses to Current Period Cash is a King: Study the Statement of Cashflow Keep Everything Balance: Inventory, Sales and Receivables Preventing Shenanigans A Century of Shenanigans Special Tips for Non Accounting People. Diskusi & Tanya-Jawab

Integrated Marketing Communication

Integrated Marketing Communication

Sulit dibayangkan sebuah perusahaan tanpa komunikasi dengan publik atau target audiencenya. Salah satunya adalah komunikasi pemasaran. Dalam era penuh persaingan dewasa ini, penerapan Integrated Marketing Communications yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha. Training ini akan membahas prinsip komunikasi, pengembangan komunikasi pemasaran yang efektif, hingga pengukuran hasilnya. Dari pelatihan ini diharapkan para peserta dapat memahami lingkup komunikasi pemasaran, menyusun rencana IMC Integrated Marketing Communications yang efektif dan menerapkannya di perusahaan masing-masing. Pelatihan ini akan menyajikan pemahaman tentang prinsip komunikasi, pengembangan komunikasi pemasaran yang efektif, hingga pengukuran hasilnya. Dari pelatihan ini diharapkan para peserta dapat memahami lingkup komunikasi pemasaran, menyusun rencana Integrated Marketing Communications yang efektif dan menerapkannya di perusahaan masing-masing. Prinsip-prinsip komunikasi pemasaran Mengembangkan komunikasi yang efektif: Mengidentifikasi audiens yang dituju Menentukan tujuan komunikasi Merancang pesan Memilih saluran komunikasi Menentukan bauran promosi: Periklanan Sales promotion Public relations Personal selling Direct marketing Mengukur hasil promosi (evaluation) Mengelola dan mengkoordinir IMC Integrated Marketing Communications

Contact Us

If you have any questions, send us a message!

Ready to Grow? Talk to an Expert Today!