Saat ini perbankan syariah mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan tingkat
pertumbuhan yang melampaui perbankan nasional. Menurut data OJK, pertumbuhan
dana pihak ketiga bank syariah pada tahun 2022 mencapai 17%, dengan pertumbuhan
aset di atas dua digit, mencapai Rp 790 Triliun, serta 47 juta nasabah.
Peran notaris menjadi sangat penting dalam menangani perjanjian pembiayaan bank
syariah dan pengikatan jaminannya. Untuk menjadi rekanan bank syariah, banyak
notaris memerlukan sertifikat yang diminta oleh pihak perbankan, baik sebagai syarat
rekanan baru maupun untuk memperpanjang kerja sama yang lama. Selain itu,
praktisi hukum juga banyak yang ingin memperdalam aspek legal produk pembiayaan
syariah.
Untuk itu, kami menyelenggarakan Training Aspek Legal dan Penyusunan Kontrak
Perjanjian Bank Syariah serta Pengikatan Jaminan Secara Syariah guna memberikan
pemahaman mendalam terkait regulasi, penyusunan kontrak, serta mitigasi risiko
hukum pada akad-akad syariah.
COURSE OUTLINE
- Perbedaan Perjanjian Bank Konvensional dan Bank Syariah
- Jenis-jenis Perjanjian Perbankan Syariah dan Produk Pembiayaan Bank Syariah
- Anatomi Akta Perjanjian Syariah Menurut UU Jabatan Notaris No. 2 Tahun 2014
- Bedah Akta Perjanjian Murabahah, Ijarah, IMBT, dan Take Over
- APHT (Akta Pemberian Hak Tanggungan) yang Sesuai Syariah
- SKMHT (Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan) yang Sesuai Syariah
- Akta Jaminan Fiducia yang Sesuai Syariah
- Klausul Akta yang Wajib Ada dalam Perjanjian Bank Syariah
- Risiko Hukum Akad-akad Bank Syariah
- Potensi Konflik Akad-akad dan Solusinya
