Regulator mewajibkan perbankan untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola risiko kredit dan meminimalkan potensi kerugian dari penyediaan dana. Melalui Surat Edaran (SE) BI Nomor 15/28/DPNP, regulator perbankan menekankan pentingnya peningkatan kemampuan bank dalam menilai kualitas aset kredit.
Untuk meminimalkan potensi kerugian akibat debitur bermasalah, bank wajib melakukan restrukturisasi kredit terhadap debitur yang mengalami kesulitan pembayaran pokok atau bunga, selama debitur tersebut masih memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah restrukturisasi. Oleh karena itu, bank harus memiliki pedoman restrukturisasi kredit, termasuk analisa dan dokumentasi masalah debitur.
Sejalan dengan perkembangan standar akuntansi keuangan, perbankan dituntut untuk menyiapkan laporan keuangan yang akurat, komprehensif, serta sesuai dengan standar akuntansi internasional. Beberapa pengaturan dalam PBI ini juga perlu diselaraskan dengan ketentuan terbaru, seperti PBI tentang penetapan status dan tindak lanjut pengawasan bank, Laporan Berkala Bank Umum (LBBU), serta penilaian tingkat kesehatan bank.
Selain itu, perlakuan agunan yang diterbitkan atau disimpan pada Prime Bank sebagai risk free tidak lagi sesuai dengan dinamika kondisi keuangan global.
Objective
- Peserta memiliki pemahaman yang utuh mengenai tata kelola aset bank, khususnya terkait risiko kredit.
- Peserta mampu menilai kualitas aset bank berdasarkan aturan regulasi perbankan terbaru.
Course Outline
- Kualitas Aset Bank
- Kategorisasi Kualitas Aset Bank berdasarkan Risiko Kredit
- Kewajiban Bank dalam Pengelolaan Aset
- Tata Cara Perhitungan Penyisihan Penghapusan Aset (PPA)
- Standar Akuntansi Keuangan untuk Cadangan Kerugian
- Penurunan Nilai (CKPN)
- Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
- Perhitungan ATMR untuk Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar
