Seringkali kita menghadapi kendala di Bank dalam Menulis dan membuat Standard Operating Procedure (SOP). Dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP)/SOP kerapkali dibuat sedemikian kompleks namun tidak aplikatif. Tak jarang unit bisnis di sebuah bank tidak bekerja secara optimal yang disebabkan oleh pedoman kerja yang tidak sesuai realita di lapangan. Penulis prosedur yang tidak terlatih akan membuat prosedur tidak sesuai dengan realita dan hanya menjadi counter-productive serta seringkali hanya berfungsi menjadi dokumen arsip. Jika kebijakan dan prosedur ditetapkan dengan baik dan disusun dengan benar, dapat bermanfaat bagi pencapaian bisnis perusuhaan.
OBJECTIVE
- Bagaimana mengantisipasi Prosedur yang dinamis oleh karena Peraturan Bank Indonesia yang sering bertambah dan berubah
- Bagaimana membuat hirarki dokumen dari PBI hingga Prosedur dan Instruksi kerja?
- Bagaimana membuat Prosedur bagan alir yang diakui oleh Auditor BI/OJK
- Bagaimana merubah fungsi SOP sebagai alat pandu menjadi alat kendali
- Bagaimana membuat SOP dengan dua macam profil pengguna (Pemula dan Ahli)
- Kapan harus menambahkan masa berlaku SOP?
- Mengapa Flowchart tidak dimulai dengan ”Start” atau ”Mulai”?
- Bagaimana mengintegrasikan SOP dengan Risk Management, Key Performance Indicator dan Service Level Agreement?
- Bagaimana mengendalikan SOP dengan Document control dan Master lists?
- Mengapa SOP harus berbatas waktu (SOP Lifecycle)?